Tahun Ini Inflasi Daerah Diharapkan di Level 4 persen

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 21 Januari 2016 18:57 WIB

Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan Pelabuhan Kalibaru atau yang disebut Terminal New Priok di Kalibaru, Jakarta Utara, 18 Januari 2016. PT Pelindo II menyatakan Terminal 1 New Priok baru akan beroperasi secara penuh pada Juli 2016. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Laju inflasi Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun ini diproyeksikan Bank Indonesia sama seperti 2015 di level 4 persen plus minus 1 persen. Taufik Saleh, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, mengatakan menjelang akhir tahun akhirnya mereka berharap angka pasti inflasi sebesar 3,88 persen.

"Target kami tahun lalu tercapai bahkan hasilnya lebih kecil sebesar 3,08 persen. Pada 2016 angka target sama, tetapi usahanya lebih berat daripada 2015," katanya. Usaha mencapai inflasi di kisaran 4 persen dinilai lebih sukar pada tahun ini lantaran iklim perekonomian nasional diproyeksikan membaik. Di dalamnya mencakup peluang peningkatan konsumsi masyarakat serta membesarnya ekspektasi terhadap pengeluaran pemerintah.

Belum lagi ada kemungkinan perbaikan penghasilan masyarakat dan perbaikan harga sejumlah komoditas. Aspek-aspek inilah yang dapat memicu inflasi melaju lebih tinggi dari target, demikian papar Taufik. Walau demikian, BI mengaku punya peta jalan inflasi Jatim yang mencakup pengamanan pasokan volatile food. Salah satu kendala adalah cuaca yang sukar diprakirakan sehingga produksi dan distribusi tanaman pangan terhambat


"Untuk itu, kami kembangkan klaster pertanian untuk komoditas-komoditas yang biasa jadi penyumbang inflasi seperti bawang merah dan cabai merah di Kediri dan Jember," ujarnya.

Sementara itu, saat mengakhiri tahun lalu Jawa Timur membukukan inflasi sebesar 0,85 persen pada Desember. Angka ini berasal dari persentase perubahan indeks harga konsumen bulan tersebut dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Sairi Hasbullah menjelaskan inflasi pada penghujung 2015 terpicu sejumlah komoditas, seperti bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras, pasir, angkutan udara, beras, tarif listrik, dahing sapi dan cabai rawit.

"Bahan makanan mengalami kenaikan harga akibat tidak seimbang suplai dan demand akibat ada perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw, Natal, dan Tahun Baru yang waktunya berdekatan," tulisnya dalam data inflasi Jatim Desember 2015.

Mengawali Desember ada pula kenaikan tarif listrik untuk golongan 1.300 VA dan 2.200 VA sebesar 11 persen. Kebijakan ini turut berkontribusi terhadap pergerakan inflasi Jawa Timur.

Selama bulan terakhir 2015 dari pantauan indeks harga konsumen di delapan kota di Jatim, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi ada di Kota Surabaya 0,94% diikuti Malang 0,89 persen, dan Kabupaten Banyuwangi 0,80 persen.


Selain itu, imbuh Sairi, Kota Kediri juga inflasi 0,79 persen, Kabupaten Sumenep 0,77 persen, Kota Madium 0,59 persen, Kota Probolinggo 0,41 persen. Adapun inflasi paling rendah dirasakan Kabupaten Jember sebesar 0,39persen.


BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

2 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

16 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

17 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya