Ekonomi Nasional Tumbuh, Jawa Barat Malah Loyo

Reporter

Kamis, 5 November 2015 22:17 WIB

Suasana gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta usai diguyur hujan (8/1). Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,4-6,9 persen pada tahun 2014 dinilai realistis. Hal ini terkait dengan kondisi ketidakstabilan global yang masih akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Bandung - Badan Pusat Statistik (BPS) mendapati pertumbuhan ekonomi Jawa Barat masih melambat. “Ada pelambatan dari pertumbuhan ekonomi dari Triwulan III/2014 5,05 persen, menjadi 5,03 persen pada Triwulan III/2015,” kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jawa Barat Ade Rika Agus di Bandung, Kamis, 5 November 2015.

Perekonomian Jawa Barat yang dihitung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto pada Triwulan III/2015 mencapai Rp 392,1 triliun. Naik 2,05 persen dibandingkan catatan Triwulan II/2015 Rp 379,10 triliun. Perekonomian Jawa Barat setahun terakhir tercatat tumbuh 5,03 persen dibandingkan PDRB Jawa Barat pada Triwulan III/2014 saat itu Rp 355,01 triliun.

Rika mengatakan, mayoritas lapangan usaha setahun terakhir mengalami pertumbuhan positif. Tiga lapangan usaha di Jawa Barat mengalami penurunan yakni sektor pengadaan listrik dan gas 7,55 persen; sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan 4,83 persen; serta sektor pertambangan perikanan 0,32 persen. Tiga sektor lapangan usaha masih mempertahankan pertumbuhan positif yakni industri pengolahan 2,1 persen, perdagangan besar-eceran 0,74 persen, serta konstruksi 0,62 persen.

BPS mendapati struktur pertumbuhan ekonomi Jawa Barat Triwulan III/2015 menempatkan lapangan usaha industri pengolahan mengambil porsi terbesar yakni 42,4 persen nilai PDRB, disusul perdagangan besar-eceran 15,23 persen, pertanian 9,18 persen , serta konstruksi 8,28 persen. Sementara sektor usaha lainnya mendapat porsi masing-masing di bawah 3 persen.

Rika mengatakan, pelambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat secara tidak langsung menggambarkan tringkat penyerapan tenaga kerja. “Ada pengaruhnya, tapi tidak langsung,” kata dia. Dia mencontohkan, penurunan pertumbuhan sektor lapangan usaha pertanian juga di ikuti penurunan penyerapan tenaga kerjanya.

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2015 sebesar 4,73 persen. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Surhariyanto mengatakan pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II 2015, yakni 4,67 persen dan kuartal I 2015 4,7 persen. "Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif dari Januari hingga September sebesar 4,71 persen," kata Surhariyanto dalam konferensi pers di gedung BPS, Jakarta, Kamis, 5 November 2015.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

19 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

3 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya