Pengunjung melihat sebuah ponsel pintar di salah satu stand pada pameran Mega Bazaar dan Focus di Jakarta, 4 Maret 2015. Pameran tersebut merupakan kombinasi pameran gadget terbaru dan kamera yang menjadi tren di dunia teknologi informasi, game dan fotografi. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan ekonomi, selain menurunkan indeks keyakinan konsumen di Indonesia, juga mempengaruhi kebiasaan dalam membelanjakan uang dengan menunda pembelian produk tertentu selama kuartal II/2015.
Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin mengatakan sekitar 63 persen konsumen online berpendapat saat ini Indonesia berada dalam kondisi resesi. Akibatnya 81 persen konsumen memilih untuk mengubah kebiasaan berbelanja demi menghemat pengeluaran.
“Dua pos pengeluaran yang paling banyak dikurangi adalah pembelian barang teknologi alias gadget seperti telepon genggam atau komputer yang dipilih 50 persen konsumen, serta pakaian baru yang dipilih 48 persen konsumen,” ujarnya di Jakarta, baru-baru ini.
Selain produk teknologi dan elektronik, sebanyak 46 persen konsumen juga memilih mengerem pengeluaran untuk pos belanja hiburan di luar rumah seperti menonton film. Menyusul 40 persen konsumen menghemat pos pengeluaran untuk liburan, serta pemakaian gas dan listrik yang dipilih 36 persen konsumen.
Survei untuk mengukur keyakinan konsumen, kekhawatiran utama dan keinginan belanja yang dirilis Nielsen Indonesia ini dilakukan pada 11-29 Mei lalu terhadap 523 konsumen online. Hasilnya menunjukkan selama kuartal II/2015 indeks kepercayaan konsumen Indonesia berada pada posisi 120. Skor ini turun tiga poin dibandingkan kuartal I/2015 yang mencapai 123 poin. BISNIS.COM
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
11 hari lalu
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.