Kredit Perbankan Diyakini Tumbuh di Atas 13 Persen  

Reporter

Senin, 15 Juni 2015 12:12 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kendati realisasi penyaluran kredit perbankan belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pertumbuhan pembiayaan masih di atas 13 persen pada tahun ini.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan pertumbuhan kredit perbankan selalu mengikuti pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi, kredit perbankan juga mengalami perlambatan.

"Tahun ini memang ada penurunan, tapi enggak jauh dari target 15-17 persen. Mungkin akan turun sekitar 1-2 persen, masih di atas 13 persen-lah," ucapnya, Minggu, 14 Juni 2015.

Keyakinan tersebut, kata Nelson, sejalan dengan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dan pihak regulator dalam mendorong penyaluran kredit. Seperti diketahui, pemerintah telah mulai menggiatkan proyek infrastruktur pada kuartal II.

Adapun OJK mendorong pertumbuhan kredit pada sektor unggulan dengan program Jangkau, Sinergi, dan Guideline atau program Jaring untuk meningkatkan pembiayaan pada sektor kemaritiman.

Sedangkan Bank Indonesia melalui PBI Nomor 14/26/PBI/2012 mewajibkan penyaluran kredit pada sektor produktif minimal 55 persen dari total kredit untuk kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) I, 60 persen untuk kelompok BUKU II, 65 persen untuk kelompok BUKU III, dan 70 persen untuk kelompok BUKU IV, serta akan melakukan pelonggaran loan to value (LTV) yang rencananya diluncurkan bulan ini.

"Kami mendorong sektor-sektor unggulan, seperti infrastruktur, kemaritiman, pertanian, dan UMKM, yang masih menjadi prioritas pemerintah. Pasti pemerintah juga memiliki strategi mendorong sektor itu karena merupakan program unggulan," katanya.

Terkait dengan proyeksi pertumbuhan kredit tahun depan, Nelson mengungkapkan pihaknya optimistis dapat mencapai 15 persen. Namun, dengan syarat, pemerintah mulai mendorong pertumbuhan ekonomi pada semester II tahun ini menggunakan strategi yang tepat sehingga tidak kembali menurun pada tahun depan.

Dari pihak perbankan, beberapa telah bersiap-siap merevisi pertumbuhan kreditnya tahun ini. Direktur Utama PT Bank Muamalat Tbk Endy Abdurrahman menuturkan pihaknya akan mengajukan revisi RBB ke OJK pada akhir bulan ini terkait dengan pertumbuhan pembiayaan dengan melihat situasi ekonomi saat ini.

Endy mengatakan, dengan revisi, perseroan ingin RBB lebih realistis dan dapat dicapai. "Kami revisi pertumbuhan pembiayaan pada level sekitar 10 persen saja," ujarnya.

Per kuartal I/2015, pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat senilai Rp 24 triliun dengan rincian piutang murabahah senilai Rp 23,71 triliun, piutang istihna senilai Rp 16,91 miliar, dan pembiayaan qardh senilai Rp 274,07 miliar.

Pada Maret tahun lalu, pembiayaan yang disalurkan senilai Rp 25,23 triliun dengan rincian piutang murabahah senilai Rp 24,72 triliun, piutang istihna senilai Rp 27,09 miliar, dan piutang qardh senilai Rp 486,58 miliar.

BISNIS.COM


Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

23 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

6 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

18 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya