TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset KSK Financial Group David Cornelis memperkirakan dampak pemilihan umum terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sama dengan dampak negatif badai El Nino pada inflasi. "Potensinya mengangkat inflasi sekitar 0,5 persen," kata David dalam siaran persnya, Minggu, 6 April 2014. (baca: BI: Per Juni, Defisit Transaksi Berjalan Melebar)
Musababnya, kata dia, ada dana kampanye sebesar Rp 205 triliun dan mobilisasi dana sekitar Rp 25 triliun ke pasar dengan 2,5 juta kesempatan kerja yang terbuka selama Pemilu 2014. Sedangkan untuk pengaruh inflasi terhadap pemilu, David menilai efeknya kecil. Sebab, inflasi di Indonesia lebih didorong oleh faktor sisi penawaran, bukan permintaan.
Menurut David, di antara 9 April dan 9 Juli 2014 mendatang, akan ada "arisan besar" yang terjadi setiap separuh dekade. Sebab, partai politik semua sibuk koalisi dan kawin paksa politikus avonturir. "Potret hari demi hari, etalase politik ekonomi nasional menjadi sangat dinamis, tapi diskrit dan hanya siklikal terhadap ekonomi agregat," katanya.
David menyebutkan efek Jokowi kepada pasar sudah hilang. Bahkan disusul oleh penurunan yang lebih besar satu pekan sesudahnya. Kondisi ini, kata dia, disebabkan kondisi pasar keuangan di Indonesia belum efisien, tapi efektif dalam menanggapi sesuatu di luar ranah ekonomi. Dengan demikian memapar risiko gelembung temporer. (baca: Ekonomi Cina Melemah, Ekspor Indonesia Tertekan)
TRI ARTINING PUTRI
Terpopuler
Siapa Pengusaha RI yang Saweran dengan Bill Gates?
Begini, Alasan Bill Gates Kunjungi Jakarta
Bos BUMN Nuklir Batal Ketemu Bill Gates
Penerbit Faktur Pajak Fiktif Ditangkap
Berita terkait
Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja
5 jam lalu
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
19 jam lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global
4 hari lalu
Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.
Baca SelengkapnyaPasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter
4 hari lalu
BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024
5 hari lalu
Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.
Baca SelengkapnyaRektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel
6 hari lalu
Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.
Baca SelengkapnyaDi Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan
8 hari lalu
Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen
8 hari lalu
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaEkonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
11 hari lalu
Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.
Baca SelengkapnyaADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?
18 hari lalu
ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.
Baca Selengkapnya