Analis: Rupiah Besok Bergerak Fluktuatif, Ditutup Menguat di Rp 15.350 hingga Rp 15.460
Reporter
Ervana Trikarinaputri
Editor
Grace gandhi
Kamis, 29 Agustus 2024 19:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif esok hari. “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif, namun ditutup menguat direntang Rp 15.350 hingga Rp 15.460 (per dolar AS),” kata Ibrahim dalam analisis rutinnya pada Kamis.
Nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah tipis 1,5 poin di level Rp 15.423,5 pada perdagangan Kamis sore, 29 Agustus 2024. Di penutupan Rabu, rupiah tercatat berada di level Rp 15.422 per dolar AS.
Indeks dolar AS hari ini menguat terhadap mata uang lainnya, Ibrahim menuturkan, karena pelaku pasar fokus pada data inflasi utama dari ekonomi terbesar di dunia untuk mendapatkan petunjuk tentang besarnya potensi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve atau The Fed pada September mendatang.
Komentar dovish terbaru dari The Fed memperkuat ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada bulan September, yang menjadi pertanda baik bagi pasar saham. Fokus minggu ini, jelas Ibrahim, adalah pada data Produk Domestik Bruto AS dan data indeks harga belanja personal alias PCE, yang merupakan pengukur inflasi pilihan the Fed, untuk isyarat ekonomi lainnya.
Ibrahim melanjutkan, pasar memperkirakan peluang sekitar 63,5 persen untuk pemangkasan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada bulan September, dan peluang 36,5 persen untuk pemangkasan sebesar 50 basis poin, menurut alat CME FedWatch.
Selanjutnya: Sementara di dalam negeri, Ibrahim menuturkan, Bank Indonesia (BI)....
<!--more-->
Sementara di dalam negeri, Ibrahim menuturkan, Bank Indonesia (BI) yakin kurs rupiah tahun depan akan menguat di rentang Rp 15.300 sampai Rp 15.700 per dolar AS. Angka tersebut jauh dibanding proyeksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) soal target nilai tukar rupiah tahun depan, yakni di level Rp 16.100 per dolar AS. Prediksi tersebut sesuai kondisi fundamental RI saat ini, dengan asumsi tidak ada kondisi geopolitik atau kondisi lain yang bisa memberikan tekanan-tekanan pada nilai tukar pada 2025.
“Harus diingat, kurs (rupiah) sebulan terakhir telah mengalami apresiasi, dan hari ini diperdagangkan sekitar Rp 15.405 per dolar AS. Angka tersebut telah menguat hampir 5 persen dan penguatannya lebih baik jika dibanding sejumlah negara lain,” ujar Ibrahim.
Hingga akhir tahun, BI memprediksi nilai tukar bakal berada pada rentang Rp 15.700 hingga Rp 16.100 per dolar. BI optimistis kurs akan terus menguat, salah satunya karena cadangan devisa yang meningkat. Pada Juli lalu, cadangan devisa mencapai US$ 145,4 miliar. Ibrahim mengatakan, ini lebih dari cukup untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.
Selain itu, tutur Ibrahim, stabilisasi mata uang ini berdasarkan penilaian terhadap fundamental. Indikator pertama karena adanya penurunan suku bunga AS atau fed fund rate (FFR) tahun ini. Indikator kedua, yaktu kondisi makro ekonomi Indonesia yang membaik.
Di sisi lain, Ibrahim mengatakan, Kemenkeu mematok kurs rupiah pada 2025 sebesar Rp 16.100 per dolar AS. Menurut Kemenkeu, volatilitas global masih membayangi perekonomian RI, maka dari itu prediksi nilai tukar dikoreksi walaupun secara month to date terjadi apresiasi atau penguatan rupiah sebesar 5 persen. Target tersebut, tutur Ibrahim, merupakan bentuk kehati-hatian pemerintah.
Pilihan Editor: 6 Tuntutan Demo Ojol dan Kurir yang Digelar Hari Ini