Daya Beli Masyarakat Disinyalir Menurun, Apa Saja Faktornya?

Kamis, 29 Agustus 2024 09:09 WIB

Warga tengah membeli kebutuhan pokok di sebuah toko ritel moderen di Jakarta, Rabu, 8 November 2023. Laju konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif didukung oleh daya beli masyarakat yang terjaga dengan tingkat inflasi yang terkendali. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia telah mengalami deflasi atau penurunan harga barang dan jasa selama tiga bulan berturut-turut karena daya beli masyarakat menurun. Meskipun pada pandangan pertama hal ini tampak menguntungkan bagi konsumen, deflasi yang berkepanjangan dapat menjadi tanda pelemahan ekonomi. Salah satu akibat potensialnya adalah terjadinya spiral deflasi, di mana penurunan harga menyebabkan berkurangnya permintaan dan daya beli, yang kemudian memicu penurunan harga lebih lanjut.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat deflasi bulanan sebesar 0,18 persen pada Juli 2024, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di angka 106,09. Catatan ini menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami deflasi selama tiga bulan berturut-turut, dengan deflasi pada bulan lalu lebih dalam dibandingkan dengan deflasi pada bulan Juni.

Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J. Rachbini, memperingatkan bahwa deflasi ini merupakan indikator melemahnya daya beli masyarakat. Meskipun di sisi konsumen hal ini tampak menguntungkan karena harga barang yang turun, dampaknya pada ekonomi secara keseluruhan bisa merugikan.

Namun, di sisi lain tersirat gejala ketidakmampuan konsumen secara luas mengkonsumsi barang dengan wajar atau setidaknya menunda konsumsinya.“Tetapi ini merupakan fenomenda makro ekonomi di mana ekonomi masyarakat sedang tidak berdaya untuk membeli barang-barang kebutuhannya,” ujar Didik melalui pernyataan resminya Sabtu, 3 Agustus 2024.

Dilansir dari accurate.id, dalam teori ekonomi, daya beli merujuk pada kemampuan individu atau bisnis untuk membeli barang dan jasa. Daya beli biasanya diukur dengan melihat berapa banyak barang yang bisa dibeli oleh konsumen dengan sejumlah uang yang tetap.

Advertising
Advertising

Daya beli masyarakat mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara secara keseluruhan. Tingkat deflasi atau inflasi sangat berkaitan dengan daya beli. Dengan mengukur daya beli, kita dapat memperkirakan kesehatan keuangan suatu negara.

Faktor-faktor yang memengaruhi daya beli masyarakat

1. Harga

Salah satu faktor utama yang memengaruhi daya beli masyarakat adalah harga barang dan jasa. Ketika harga naik, daya beli masyarakat cenderung menurun. Sebaliknya, saat harga turun, daya beli masyarakat akan meningkat. Oleh karena itu, untuk memahami daya beli masyarakat, penting untuk terlebih dahulu melihat harga.

2. Tingkat Pendapatan Riil Masyarakat

Pendapatan riil, yakni pendapatan yang telah disesuaikan dengan perubahan harga, merupakan faktor penentu daya beli seseorang. Jika pendapatan riil meningkat, seseorang dapat membeli lebih banyak barang dan jasa dibandingkan sebelumnya. Namun, penting untuk menyesuaikan pendapatan dengan kenaikan harga barang dan jasa di pasar. Jika pendapatan naik tetapi harga juga naik, daya beli tidak meningkat secara riil.

3. Pajak

Peningkatan pajak cenderung mengurangi daya beli masyarakat karena pajak mengurangi pendapatan riil. Pajak dipotong dari penghasilan, sehingga ketika pajak naik, pendapatan riil berkurang, yang berarti seseorang bisa membeli lebih sedikit barang dan jasa dibandingkan sebelum kenaikan pajak. Kenaikan pajak ini dapat mengurangi konsumsi, yang merupakan faktor penting dalam mendorong kegiatan ekonomi. Dengan demikian, pajak yang lebih tinggi cenderung memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

4. Nilai Tukar Rupiah

Dilansir dari ocbc.id, kenaikan nilai tukar mata uang suatu negara dapat membuat harga barang impor menjadi lebih murah, yang pada gilirannya meningkatkan daya beli masyarakat.

Sebaliknya, penurunan nilai mata uang menyebabkan harga barang meningkat, sehingga daya beli masyarakat menurun. Situasi ini bisa dirasakan ketika Anda berada di negara dengan mata uang yang lebih kuat; daya beli Anda akan lebih rendah dibandingkan saat berada di negara asal.

5. Lapangan Pekerjaan

Penurunan daya beli masyarakat sering kali disebabkan oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Jika jumlah lapangan kerja sedikit, tingkat pengangguran akan meningkat. Akibatnya, kemampuan masyarakat untuk membeli barang akan menurun karena mereka kesulitan mendapatkan pendapatan dan berbelanja.

6. Ketersediaan Kredit

Barang atau jasa yang mahal sering kali dibeli dengan kredit oleh masyarakat. Jika barang tersebut sangat dibutuhkan, orang dapat mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Dengan demikian, ketersediaan kredit dari lembaga keuangan, baik untuk perusahaan maupun konsumen, mempengaruhi daya beli masyarakat. Jika bank memiliki akses kredit yang baik, perusahaan dan konsumen dapat berbelanja lebih banyak, yang akan meningkatkan daya beli. Selain itu, lembaga keuangan mendapatkan keuntungan dari bunga pinjaman, sehingga lebih banyak uang yang akan beredar dalam perekonomian negara.

SUKMA KANTHI NURANI | HAURA HAMIDAH

Pilihan Editor: Alarm Daya Beli Masyarakat Melemah

Berita terkait

Ini Syarat Bangun Rumah Sendiri Tak Kena Pajak 2,4 Persen

6 jam lalu

Ini Syarat Bangun Rumah Sendiri Tak Kena Pajak 2,4 Persen

Menengok ketentuan dan studi kasus membangun rumah sendiri bebas pajak 2,4 persen pada 2025

Baca Selengkapnya

Kaesang Pulang dari KPK, Naik BMW Pelat 'KSG' Rp 601 Juta dengan Pajak Rp12,3 Juta

20 jam lalu

Kaesang Pulang dari KPK, Naik BMW Pelat 'KSG' Rp 601 Juta dengan Pajak Rp12,3 Juta

Mengintip harga, spesifikasi, dan tarif PKB mobil BMW 320i CKD AT yang ditumpangi Kaesang sepulang dari KPK.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Neraca Perdagangan Indonesia Agustus 2024 Surplus US$ 2,90 Miliar, Surplus 52 Bulan Berturut-turut

22 jam lalu

BPS Catat Neraca Perdagangan Indonesia Agustus 2024 Surplus US$ 2,90 Miliar, Surplus 52 Bulan Berturut-turut

BPS mencatat Indonesia alami surplus perdagangan US$ 2,90 miliar pada Agustus 2024. Capaian ini membuat perdagangan konsisten surplus sejak Mei 2020.

Baca Selengkapnya

Bangun Rumah Sendiri akan Kena Pajak 2,4 Persen, Ini Kriteria Bangunannya

22 jam lalu

Bangun Rumah Sendiri akan Kena Pajak 2,4 Persen, Ini Kriteria Bangunannya

Pemerintah berencana menerapkan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 2,4 persen atas kegiatan membangun sendiri (KMS) mulai tahun depan atau 2025.

Baca Selengkapnya

Pembangunan dan Renovasi Rumah Kurang dari 200 Meter Persegi Bebas Pajak

23 jam lalu

Pembangunan dan Renovasi Rumah Kurang dari 200 Meter Persegi Bebas Pajak

Pembangunan dan renovasi rumah dengan luas kurang dari 200 meter persegi tidak dikenakan pajak pertambahan nilai atas kegiatan membangun sendiri (PPN

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Mulai Tahun Depan Bangun Rumah Sendiri Kena Pajak 2 Kali

1 hari lalu

Analis Sebut Mulai Tahun Depan Bangun Rumah Sendiri Kena Pajak 2 Kali

Pajak Pertambahan Nilai atau PPN atas Kegiatan Membangun Sendiri (KMS) memungkinkan terutang PPN saat membeli material

Baca Selengkapnya

Publik Menyoroti Beda Cara KPK Tangani untuk Dugaan Gratifikasi Kaesang dan Anak Rafael Alun

1 hari lalu

Publik Menyoroti Beda Cara KPK Tangani untuk Dugaan Gratifikasi Kaesang dan Anak Rafael Alun

KPK mendapat sorotan publik lantaran dinilai beda penanganan dalam kasus dugaan gratifikasi Kaesang dan anak Rafael Alun.

Baca Selengkapnya

Waspada Krisis Ekonomi, Indef Minta Bank Sentral Intervensi

2 hari lalu

Waspada Krisis Ekonomi, Indef Minta Bank Sentral Intervensi

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan Indonesia kini menghadapi sinyal krisis ekonomi. Perlu intervensi Bank Indonesia

Baca Selengkapnya

Pengertian Credit Scoring dan Dampaknya bagi UMKM?

3 hari lalu

Pengertian Credit Scoring dan Dampaknya bagi UMKM?

Credit scoring adalah metode penilaian yang digunakan oleh lembaga keuangan untuk menentukan kelayakan kredit UMKM.

Baca Selengkapnya

Membangun Rumah Sendiri Kena Kenaikan Pajak, Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Membangun Rumah Sendiri Kena Kenaikan Pajak, Begini Penjelasannya

Pemerintah akan menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mulai 2025, termasuk membangun rumah sendiri. Bagaimana penghitungannya?

Baca Selengkapnya