Koalisi Pangan Bijak Tawarkan Langkah Transformasi Ketahanan Pangan di Wilayah Kepulauan

Reporter

Nandito Putra

Editor

Aisha Shaidra

Kamis, 22 Agustus 2024 03:12 WIB

David Ardhian, perwakilan Konsorsium Pangan Bijak, saat memaparkan kondisi sistem pangan Indonesia yang mengabaikan sumber pangan lokal, dalam diskusi bertajuk Transformasi Pangan Negara Kepulauan, di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024. TEMPO/Nandito Putra.

TEMPO.CO, Jakarta - Konsorsium Pangan Bijak merekomendasikan sejumlah langkah transformasi sistem pangan di Indonesia. Rekomendasi ini merupakan respon atas rentannya ketahanan pangan dalam satu dekade terakhir, khususnya di kepulauan dan daerah pedalaman.

Peneliti Pangan dari Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB, David Ardhian, mengatakan kondisi tersebut tampak dari kebijakan pangan yang terpusat dan tidak melibatkan peran masyarakat lokal dan penduduk pulau-pulau kecil.

Padahal, kata David, masyarakat lokal dan penduduk di wilayah kepulauan merupakan pihak yang paling terdampak dari buruknya sistem pangan. "Kondisi di kepulauan sangat terbatas, mulai dari lahan pertanian dan akses logistik yang mahal," kata David yang mewakili konsorsium dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.

Konsorsium Pangan Bijak sendiri telah menghimpun tuntutan yang terkumpul dari dialog bersama lintas organisasi masyarakat sipil. Dialog itu turut melibatkan 167 perwakilan masyarakat dari berbagai daerah. Langkah memperbaiki sistem pangan, kata David, haru dimulai dari penyelesaian konflik agraria. David menyebut konflik agraria dan alih fungsi lahan merupakan ancaman terbesar bagi masyarakat lokal.

Dalam 10 tahun terakhir, kata dia, deforestasi untuk proyek food estate, seperti yang terjadi di Papua telah mengancam sumber pangan penduduk setempat yang selama ini bergantung pada hutan. Kondisinya tak jauh berbeda dengan masyarakat pesisir. Nelayan di wilayah kepulauan timur Indonesia kini dihadapkan pada kerusakan ekosistem laut imbas proyek pertambangan. "Pemerintah harus memperkuat perlindungan lahan sumber produksi untuk memberikan kepastian bagi sumber pangan, baik di darat maupun kawasan pesisir," kata David.

Advertising
Advertising

Rekomendasi selanjutnya yakni menghentikan pendekatan program pangan skala besar. Pemerintah, kata dia, harus fokus pada pengembangan pangan lokal. Menurut David, pemerintah harus mengubah orientasi kebijakan peningkatan produksi skala luas ke pengembangan sistem pangan lokal. Hal ini mendesak dilakukan di daerah seperti Papua, pulau-pulau kecil dan daerah pedalaman.

Khusus di wilayah kepulauan, David mengatakan pemerintah masih mengabaikan potensi di pesisir dan laut. Kondisi itu tampak dari tingginya angka stunting di provinsi yang punya potensi sumber daya perikanan. "Pemerintah harus mendukung penghidupan nelayan dan komunitas lokal di pulau kecil, terutama dalam mengatasi kerentanan terkait perubahan iklim," katanya.

Selanjutnya, konsorsium juga mendorong pelibatan masyarakat lokal dalam kebijakan makan bergizi gratis oleh pemerintahan selanjutnya. David mendorong agar makanan yang disediakan harus sesuai dengan ketersediaan sumber pangan lokal agar tidak terjadi penyeragaman pangan. "Perencanaannya harus melibatkan para pemangku kepentingan pada tingkat lokal," ujar David.

Pilihan editor: PSDKP Tangkap Kapal Vietnam Pelaku Pencurian Ikan di Laut Natuna Utara

Berita terkait

PLN dan Pupuk Indonesia Bekerja Sama untuk Produksi Hidrogen dan Amonia Hijau

7 jam lalu

PLN dan Pupuk Indonesia Bekerja Sama untuk Produksi Hidrogen dan Amonia Hijau

PLN dan Pupuk Indonesia bekerja sama dengan Acwa Power dalam perjanjian pembelian hidrogen hijau sebagai usaha pemanfaatan energi baru terbarukan.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Tekankan Peran Ekonomi Biru untuk Ketahanan Pangan

19 hari lalu

Menteri KKP Tekankan Peran Ekonomi Biru untuk Ketahanan Pangan

Mahasiswa, akademisi, dan perguruan tinggi mempunyai peranan penting dalam mengimplementasikan kebijakan Ekonomi Biru di sektor kelautan dan perikanan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

Baca Selengkapnya

Kementan Buka Sawah Baru Seluas 500 Ribu Hektare di Kalteng

19 hari lalu

Kementan Buka Sawah Baru Seluas 500 Ribu Hektare di Kalteng

Selain di Kalteng, pemerintah juga membuka sawah di Papua Selatan seluas 1 juta hektare, Kalimantan Selatan 500 ribu haktare, dan Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya

HUT ke-79 RI, Bambang Soesatyo Beberkan PR Indonesia: Keadilan, Kedaulatan Pangan, hingga Transisi Energi

32 hari lalu

HUT ke-79 RI, Bambang Soesatyo Beberkan PR Indonesia: Keadilan, Kedaulatan Pangan, hingga Transisi Energi

Ketua MPR Bambang Soesatyo mengatakan masih banyak PR pemerintah di usia kemerdekaan Indonesia yang ke-79, dari keadilan hingga transisi energi.

Baca Selengkapnya

Ketahanan Pangan Lemah, 45 Juta Penduduk Indonesia Rentan Kelaparan

33 hari lalu

Ketahanan Pangan Lemah, 45 Juta Penduduk Indonesia Rentan Kelaparan

Menurunnya produktivitas pangan dalam negeri membuat ketahanan pangan lemah. 45 juta penduduk Indonesia rentan kelaparan.

Baca Selengkapnya

Bappenas dan WRI Indonesia Susun Indikator Transisi Energi Berkeadilan

42 hari lalu

Bappenas dan WRI Indonesia Susun Indikator Transisi Energi Berkeadilan

Bappenas dan World Resources Institute (WRI) Indonesia tengah menyusun indikator capaian transisi energi berkeadilan. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Unhan Teliti Gandum, Pakar di BRIN Beberkan Riset yang Sudah Ada dan Hasilnya

46 hari lalu

Unhan Teliti Gandum, Pakar di BRIN Beberkan Riset yang Sudah Ada dan Hasilnya

Gandum tak langsung menjadi tanaman penting dalam sistem usaha tani saat diperkenalkan di Indonesia pada awal abad ke-18. Berbeda dari padi.

Baca Selengkapnya

Ketahanan Pangan Kian Rapuh, Indonesia Berpotensi Menjadi Importir Beras Terbesar di Dunia

48 hari lalu

Ketahanan Pangan Kian Rapuh, Indonesia Berpotensi Menjadi Importir Beras Terbesar di Dunia

Impor beras terus meningkat seiring dengan semakin rapuhnya ketahanan pangan nasional. Indonesia berpotensi menjadi importir beras terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya

RI Berpotensi Impor Beras 5,17 Juta Ton, Pengamat Khawatir Ketahanan Pangan Nasional

48 hari lalu

RI Berpotensi Impor Beras 5,17 Juta Ton, Pengamat Khawatir Ketahanan Pangan Nasional

Pengamat Yusuf Wibisono khawatir dengan ketahanan pangan nasional tahun ini karena Indonesia berpotensi akan mengimpor beras hingga 5,17 juta ton sepanjang tahun.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Inggris Ungkap Rencana Batalkan Tuntutan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

51 hari lalu

Top 3 Dunia; Inggris Ungkap Rencana Batalkan Tuntutan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Top 3 Dunia 27 Juli 2024 di antaranya Inggris ingin membatalkan tuntutannya surat perintah penangkapan yang diminta oleh jaksa di ICC untuk Netanyahu

Baca Selengkapnya