Akan Disuntik Mati, Begini Riwayat PLTU Suralaya

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 14 Agustus 2024 16:45 WIB

Asap dan uap mengepul dari PLTU milik Indonesia Power, di samping area Proyek PLTU Jawa 9 dan 10 di Suralaya, Provinsi Banten, Indonesia, 11 Juli 2020. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU Suralaya, di Cilegon, Banten, akan segera ditutup untuk menekan polusi udara di Jakarta.

"Jadi kita pengen exercise kita ingin kaji kalau bisa kita tutup supaya mengurangi polusi di Jakarta," kata Luhut ditemui seusai menghadiri Supply Chain & National Capacity Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Rabu.

Menurut Luhut, hal itu dilakukan sebagai upaya pemerintah mengatasi polusi udara khususnya di wilayah Jakarta. Untuk itu, pihaknya akan mengkaji mengenai hal tersebut, apalagi PLTU tersebut sudah beroperasi lebih dari 40 tahun.

Ia menambahkan, akan menggelar rapat untuk membahas kemungkinan penutupan PLTU Suralaya yang sudah beroperasi lebih dari 40 tahun dan menimbulkan banyak polusi udara.

"Karena akibat (indeks kualitas) udara yang 170-200, itu banyak yang sakit ISPA. Kalian (wartawan) itu kena, saya juga kena. Jadi ini beban kita rame-rame," ucapnya.

Lebih lanjut, Luhut juga menyoroti indeks kualitas udara yang ada di Ibu Kota Nusantara (IKN) Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur yang hanya mencatatkan angka 6.

"IKN itu bagusnya (indeks kualitas udara) hanya 6 indeksnya. Singapura aja 24 atau 30. Jadi, IKN jauh lebih bagus. Kita Jakarta ini, kalau bisa kita tutup tadi (PLTU) Suralaya, kita berharap (indeks kualitas udara) akan bisa turun mungkin di bawah 100 indeksnya ini," kata Luhut.

Di sisi itu, pemerintah juga mendorong percepatan implementasi penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) rendah sulfur.

Akibat polusi udara, Luhut menyebutkan bahwa pemerintah selama ini harus mengeluarkan dana sebesar Rp38 triliun untuk biaya berobat masyarakat.

Advertising
Advertising

Sejarah PLTU Suralaya

PLTU Suralaya adalah kumpulan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang terletak di Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten. Pembangkit pertama yang dibangun adalah PT Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya atau sering disebut dengan PLTU Suralaya Lama pada 1984.

PLTU ini memiliki 7 pembangkit dengan total kapasitas terpasang 3.440 MW.

Presiden SBY membangun pembangkit ke 8 pada Desember 2011 yang dikenal Suralaya Baru.

Meski pembangkit dengan bahan bakar batu bara ini banyak diprotes karena menimbulkan polusi, Pemerintah menambah dua pembangkit lagi dengan kapasitas 2 x 1.000 mega Watt pada Januari 2020 dan akan beroperasi pada 2024.

Luhut tidak menjelaskan bagian mana dari PLTU Suralaya yang akan dihentikan operasinya.

Pilihan Editor Andrinof Chaniago Kritik Langkah Jokowi Obral HGU di IKN hingga Hampir 2 Abad: Kebablasan

Berita terkait

Momen Prabowo Terharu Saat Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi

3 hari lalu

Momen Prabowo Terharu Saat Ucapkan Terima Kasih ke Jokowi

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi dalam sidang kabinet di Ibu Kota Nusantara.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Jabodetabek, Pemerintah Didesak Sediakan BBM Standar Euro 4

5 hari lalu

Polusi Udara Jabodetabek, Pemerintah Didesak Sediakan BBM Standar Euro 4

Hasil simulasi penerapan BBM ramah lingkungan yang sesuai teknologi Euro 4 disebut mampu menurunkan polusi udara secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara akan Menjadi Pekerjaan Rumah Besar Pemerintahan Prabowo-Gibran

9 hari lalu

Polusi Udara akan Menjadi Pekerjaan Rumah Besar Pemerintahan Prabowo-Gibran

Pemerintahan Prabowo-Gibran akan dituntut untuk menyelesaikan persoalan polusi udara yang semakin parah.

Baca Selengkapnya

Bicara Udara: Masalah Polusi Udara Perlu Jadi Prioritas Pemerintahan Baru

10 hari lalu

Bicara Udara: Masalah Polusi Udara Perlu Jadi Prioritas Pemerintahan Baru

Bicara Udara mendorong pemerintahan Prabowo menjadikan polusi udara sebagai masalah prioritas nasional yang perlu diatasi.

Baca Selengkapnya

Ragam Cara Tekan Polusi Menurut Kemenko Marves, dari Bus Listrik hingga Konversi Sampah

11 hari lalu

Ragam Cara Tekan Polusi Menurut Kemenko Marves, dari Bus Listrik hingga Konversi Sampah

Pemerintah menggunakan sejumlah sumber daya ramah lingkungan dan pendanaan untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum.

Baca Selengkapnya

PLN Akan Matikan 800 PLTU untuk Capai Emisi Nol Karbon 2060, Perlu Dana 3 Kali RAPBN 2025

11 hari lalu

PLN Akan Matikan 800 PLTU untuk Capai Emisi Nol Karbon 2060, Perlu Dana 3 Kali RAPBN 2025

Untuk mencapai target emisi nol karbon 2060, PLN harus menyediakan 423 gigawatt EBT dengan investasi Rp10.767 triliun atau setara 3 kali RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

GreenTeams dan KLHK Pasang 60 Pemantau Kualitas Udara Tambahan di Berbagai Lokasi Rawan Polusi

13 hari lalu

GreenTeams dan KLHK Pasang 60 Pemantau Kualitas Udara Tambahan di Berbagai Lokasi Rawan Polusi

Dengan adanya data kualitas udara yang lebih akurat dan terkini, pemerintah dan masyarakat dapat mengambil langkah segera dalam mengatasi polusi.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Transisi Energi Bakal Hemat Subsidi Rp 90 Triliun per Tahun Sekaligus Atasi Masalah Polusi

13 hari lalu

Luhut Sebut Transisi Energi Bakal Hemat Subsidi Rp 90 Triliun per Tahun Sekaligus Atasi Masalah Polusi

Menteri Luhut menyebutkan transisi energi secara bertahap bakal menghemat subsidi sebesar Rp 45 triliun hingga Rp 90 triliun per tahun.

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat Kedua Kualitas Udara Terburuk di Dunia Pagi Ini

15 hari lalu

Jakarta Peringkat Kedua Kualitas Udara Terburuk di Dunia Pagi Ini

Konsentrasi PM2.5 di Jakarta pagi ini 13.6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.

Baca Selengkapnya

AEER: Industri Nikel di Halmahera Tengah Mencemari Lingkungan

19 hari lalu

AEER: Industri Nikel di Halmahera Tengah Mencemari Lingkungan

Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) protes industri nikel di Halmahera Tengah yang masih menggunakan pembangkit PLTU. Mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya