Usai Pemilu 2024, Bos OJK Sebut Investor Tak Lagi Wait and See
Reporter
Defara Dhanya Paramitha
Editor
Grace gandhi
Rabu, 21 Februari 2024 15:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan sektor jasa keuangan Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang positif pada 2023.
Dia juga menegaskan bahwa Indonesia saat ini tidak lagi berada dalam periode wait and see.
“Indonesia tidak dalam periode wait and see seperti yang kerap didengungkan sebelum Pemilu,” ujar Mahendra dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2024 di The St. Regis, Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.
Menurut dia, Pemilihan Umum (Pemilu) yang baru saja dilakukan pada pekan lalu dengan tingkat partisipasi sekitar 80 persen atau sekitar 164 juta pemilih, telah menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia sekaligus negara presidensial terbesar di dunia.
“Selain itu, Pilpres Indonesia dilakukan terbuka dan langsung dibandingkan Amerika Serikat yang dilakukan electoral college atau perwakilan negara bagian,” tuturnya.
Selanjutnya: Mahendra berharap, Pemilu 2024 ini dapat menjadi momentum....
<!--more-->
Mahendra berharap, Pemilu 2024 ini dapat menjadi momentum luar biasa untuk menuju garis akhir yang gemilang. “Harapan kita semua, Pak Presiden, Pak Wapres, beserta Kabinet Indonesia Maju, DPR, DPD, seluruh masyarakat menjadikan momentum luar biasa untuk sprint sampai akhir, berlari cepat ke finish gemilang di penghujung presidensi,Pak Presiden dan masa tugas legislatif.”
Lebih lanjut, Mahendra mengatakan tahun 2024 ini diawali dengan optimisme pasar, di mana berbagai kebijakan yang dilakukan telah menurunkan risiko ketidakpastian, sehingga perekonomian global diperkirakan terhindar dari resesi.
"Namun, berbagai downside risk masih mewarnai ekonomi. Terutama biaya pinjaman beban utang, lemahnya permintaan, serta divergensi pemulihan di negara-negara besar dunia," kata bos OJK itu.
Selain itu, terdapat pula berbagai faktor lain seperti risiko geopolitik dan potensi perubahan konstelasi kebijakan politik dari berbagai Pemilu negara-negara besar lainnya. “Akibatnya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan lambat di tahun ini.”
Pilihan Editor: Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 6 Persen