Pemerintah Mau Impor 1,6 Juta Ton Beras, Ekonom: Perlu Berhati-hati
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Grace gandhi
Jumat, 16 Februari 2024 07:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana mengimpor 1,6 juta ton beras pada awal tahun ini. Ekonom angkat bicara soal ini.
Ekonom dari Center of Reform on Economics atau Core Indonesia, Eliza Mardian, menuturkan rencana pemerintah untuk mengimpor 1,6 juta ton beras pada awal 2024 adalah untuk mengantisipasi mundurnya jadwal panen raya dan menstabilkan harga. Namun, dia mewanti-wanti pemerintah.
"Ini perlu berhati-hati sebab Maret kita sudah akan mulai panen, puncak panen raya April-Mei," kata Eliza kepada Tempo, Kamis, 15 Februari 2024.
Jika gudang Perum Bulog dipenuhi beras impor, ujar dia, gabah petani tidak akan terserap maksimal. "Sehingga harga gabah berpotensi turun tajam," tutur Eliza.
Senada, ekonom Institute For Demographic and Poverty Studies atau Ideas, Yusuf Wibisono, mengatakan impor beras 1,6 juta ton ini untuk meredakan kebutuhan domestik selama dua bulan akibat mundurnya panen raya.
"Jika sepanjang 2024 pemerintah tak mampu mendorong produksi beras nasional, maka inflasi pangan berpotensi melonjak," ujar Yusuf kepada Tempo, Kamis.
Selanjutnya: Yusuf mencontohkan, inflasi tercatat rendah pada 2023....
<!--more-->
Yusuf mencontohkan, inflasi tercatat rendah pada 2023, yakni 2,61 persen dan menjadi yang terendah dalam 23 tahun terakhir.
Namun, di saat bersamaan inflasi pangan mencapai 6,73 persen. Meski inflasi rendah pada tahun lalu, kata dia, namun daya beli masyarakat terutama kelas bawah terpukul oleh kenaikan harga pangan.
"Masyarakat kelas bawah menghabiskan 60-70 persen pendapatannya untuk pangan," ucap Yusuf.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (enko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah memutuskan untuk mengimpor 1,6 juta ton beras. Ini untuk memenuhi kebutuhan domestik akibat mundurnya masa panen selama dua bulan.
Selain merealisasikan impor, Airlangga menyatakan, pemerintah juga meningkatkan distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sebanyak 250 ribu ton beras SPHP akan digelontorkan dari sebelumnya yang sebanyak 150 ribu ton.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA
Pilihan Editor: H+1 Pemilu, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.670