Harga Bahan Pangan Kompak Merangkak, BI Ikut Kendalikan Harga dengan Cara Ini

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Grace gandhi

Kamis, 1 Februari 2024 16:34 WIB

Calon pembeli mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa 4 Oktober 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada September sebesar 1,17 persen (month-to-month/mtm), tertinggi sejak Desember 2014 dengan komoditas utama penyumbang inflasi tersebut adalah harga b ahan bakar minyak (BBM), beras dan angkutan dalam kota. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Menyikapi kenaikan harga bahan pangan belakangan ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo turut bersuara. Dalam konteks tugas pokok dan fungsinya, Perry menyebut bahwa inflasi pangan sulit diturunkan dengan suku bunga. Memang hal itu mungkin terjadi, namun perlu suku bunga yang tinggi dan akan berdampak untuk jangka waktu lama.

Menurut Perry, inflasi di Amerika Serikat dan Eropa terjadi karena harga sektor energi dan pangan yang naik. Ia mencontohkan ketika suku bunga di negara-negara tersebut dinaikkan terlalu tinggi.

"Kalau di sana suku bunganya dinaikkan terlalu tinggi, pertumbuhannya menurun. Amerika masih kuat, Eropa klepek-klepek, resesi. Nah kalau di Indonesia inflasi karena energi dan pangan, ya kebijakannya adalah address the supply side. Itulah koordinasi BI dengan pemerintah," tuturnya dalam diskusi Stabilitas Moneter di Tengah Dinamika Ekonomi 2024 di Jakarta pada Kamis, 1 Februari 2024.

Perry menjelaskan bahwa BI memiliki 46 kantor-kantor bank di desa-desa seluruh Indonesia. Setiap minggu, BI bersama Badan Pusat Statistik (BPS) akan memantau perkembangan harga. Pemantuan harga juga bersama dengan pemerintah daerah (Pemda), Tim Pengendalian Inflasi Daerah.

"Ini masalah koordinasi pusat daerah. Dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah, kami tidak hanya melihat supply demand barangnya, tapi juga bagaimana ini bisa diatasi," kata Perry.

Advertising
Advertising

Selanjutnya: Perry menyatakan, Menteri Dalam Negeri menginstruksikan....

<!--more-->

Perry menyatakan, Menteri Dalam Negeri menginstruksikan Pemda untuk mengendalikan tingkat inflasi jika melebihi 5 persen. Hal ini dilakukan berulang setiap minggunya.

Selain itu, BI bersama Pemda juga melakukan operasi pasar. Dengan demikian, distribusi bahan pokok dapat dipastikan. Perry menambahkan, BI juga bisa melakukan pemetaan di daerah. "Kami juga ikut operasi pasar bersama Pemda. Pemda juga ada anggaran APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah) untuk ketahanan pangan, stabilisasi harga."

Pada masa-masa seperti ini, kata Perry, Indonesia memang masih harus mengimpor bahan pangan dari luar negeri. Pasalnya, waktu panen akan jatuh sekitar bulan April atau Mei. "Nah tentu saja, dalam bulan-bulan seperti ini, karena panennya mungkin baru April dan Mei, ya untuk sementara harus dipenuhi dari impor dari luar negeri," ujar Perry dalam diskusi yang juga disiarkan langsung melalui kanal YouTube Infobank TV itu.

Apabila impor tidak dilakukan, menurut Perry, bisa menimbulkan inflasi yang tinggi dan BI terpaksa harus menaikkan suku bunga. "Responsnya, ya seperti Amerika sama Eropa. Kemarin Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan pasokan distribusi."

Perry menaksir, harga bahan pokok sekitar Hari Raya Idul Fitri pada bulan April masih mengalami naik-turun. "Oleh karena itu, kami pastikan inflasi pangannya itu terkendali, supaya tidak merepet ke yang lain-lain," tutur Perry.

Pilihan Editor: Kemenkeu Umumkan Kenaikan Gaji ASN, TNI, Polri dan Pensiunan Resmi Cair Maret 2024

Berita terkait

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

26 menit lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

3 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

1 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

1 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

1 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

2 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

2 hari lalu

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

BI memperkirakan kinerja penjualan eceran bulan April 2024 tetap tumbuh, didorong oleh momen Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Harga Gula Pasir Kembali Naik, Capai Rp 19 Ribu per Kilogram

2 hari lalu

Harga Gula Pasir Kembali Naik, Capai Rp 19 Ribu per Kilogram

Harga gula pasir terus mengalami kenaikan, hari ini mencapai Rp 19 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

2 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

Tito Karnavian menekankan pentingnya realisasi APBD dalam pengendalian tingkat inflasi.

Baca Selengkapnya