Ekspor Alkes, Kemenperin Gandeng Dubai Health Authority dan Tampil di Arab Health 2024

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Khairul anam

Kamis, 1 Februari 2024 08:34 WIB

Pengunjung melihat salah satu produk yang ditampilkan dalam pameran Alat Kesehatan dan Kebutuhan Rumah Sakit terbesar se-Asia Tenggara di Jakarta Convention Center, Rabu, 19 Oktober 2022. Pameran yang berlangsung pada 19-22 Oktober 2022 tersebut diikuti 400 perusahaan dari Cina, Korea, Taiwan, Malaysia, Thailand dan Turki. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng Dubai Health Authority atau DHA untuk kerja sama di sektor industri alat kesehatan (alkes). Melalui kerja sama tersebut, pemerintah berharap agar industri alat kesehatan Indonesia dapat memperluas ekspornya ke Dubai.

Kerjasama tersebut dibuat di sela-sela Arab Health 2024, World Trade Center Dubai, 29 Januari-1 Februari 2024. Dalam pameran tersebut, Kemenperin memboyong 19 industri alkes dalam negeri untuk pamer berbagai produk unggulan.

DHA sendiri bertanggung jawab mengawasi pelayanan sektor kesehatan di wilayah Emirat Dubai, Uni Emirat Arab. DHA membawahi puluhan klinik dan rumah sakit terkemuka di wilayah tersebut.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier mengatakan bahwa industri dalam negeri punya kemampuan untuk memproduksi alkes yang berkualitas tinggi dan berstandar ekspor. Misalnya seperti produk hospital furniture, alat suntik, apparatus diagnosis elektronik, hingga mesin terapi oksigen.

"Produk-produk tersebut telah menembus pasar internasional dengan nilai ekspor sepanjang tahun 2023 mencapai US$ 209,4 juta,” ujar Taufiek dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Kamis, 1 Februari 2024.

Advertising
Advertising

Kemenperin menilai Dubai sebagai hub internasional yang berperan penting dalam meningkatkan ekspor produk alkes. Special Advisor DHA Younis Mohammed Kazim memaparkan, Dubai memiliki 52 rumah sakit bertaraf internasional. Pada 2024, Dubai akan membangun setidaknya empat rumah sakit baru. Ia optimistis bahwa industri alat kesehatan di Indonesia akan berkembang pesat pada masa mendatang. Terlebih, jika melihat potensi Indonesia dengan jumlah penduduk yang berkisar 270 juta jiwa.

"Dubai memiliki kemiripan dengan Indonesia dalam pengembangan sektor kesehatannya. Saya yakin Indonesia juga mampu sukses dalam mengelola pelayanan kesehatan bagi warganya,” kata Kazim.

Salah satu hasil industri dalam negeri yang terbang ke Dubai dan diperkenalkan dalam pameran adalah meja operasi bikinan PT Mega Andalan Kalasan. Perusahaan asal Yogyakarta tersebut telah mengekspor hasil produksinya ke 51 negara, termasuk Tanzania dan Republik Ceko. Selain itu, ada pula PT Oneject, produsen alat suntik dengan kapasitas produksi sebanyak 1,2 miliar unit per tahun. Hingga kini, industri tersebut telah mengekspor produknya ke negara-negara di Afrika.

ANNISA FEBIOLA

Pilihan Editor: Kepala Bapanas: Bansos Tidak Terkait Pemilihan Presiden

Berita terkait

Dubai Luncurkan Taksi Terbang, Berapa Harga Tiketnya?

2 hari lalu

Dubai Luncurkan Taksi Terbang, Berapa Harga Tiketnya?

Taksi terbang ini diklaim mengurangi waktu perjalanan antarlokasi di Dubai hingga 70 persen. Penumpang bisa menikmati pemandangan kota dari atas.

Baca Selengkapnya

Saingi Dubai, Neom di Arab Saudi Bangun Infinity Pool Sepanjang 450 Meter

3 hari lalu

Saingi Dubai, Neom di Arab Saudi Bangun Infinity Pool Sepanjang 450 Meter

Kolam megah ini disebut akan memberikan sensasi mengambang di atas air tenang yang membentang hingga ke cakrawala di Neom, Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Kemenperin: Pabrik Motor Listrik Baru Akan Groundbreaking Pekan Depan, Luasnya 54 Hektare

7 hari lalu

Kemenperin: Pabrik Motor Listrik Baru Akan Groundbreaking Pekan Depan, Luasnya 54 Hektare

Merek motor listrik ini sudah dijual di Indonesia, tetapi produksinya masih dilakukan di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

8 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

8 hari lalu

Pabik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Rugi atau Strategi Bisnis?

Kementerian Perindustrian mengaku belum mengetahui penyebab tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

8 hari lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

8 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin akan Panggil Manajemen Perusahaan

Kementerian Perindustrian merekomendasikan pembukaan kembali pabrik sepatu Bata karena banyak pekerja yang terdampak.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

9 hari lalu

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

Seorang pejabat di Kemenperin menyalahgunakan jabatan untuk membuat SPK fiktif.

Baca Selengkapnya

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

12 hari lalu

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

Nikita Willy dan Indra Priawan menjelajahi kekayaan budaya Emirati hingga menjajal Edge Walk dalam kampanye baru pariwisata Dubai.

Baca Selengkapnya

6 Tempat Wisata Gratis di Dubai, dari Kawasan Bersejarah hingga Danau di Tengah Gurun

13 hari lalu

6 Tempat Wisata Gratis di Dubai, dari Kawasan Bersejarah hingga Danau di Tengah Gurun

Dubai memiliki banyak pilihan untuk backpacker atau wisatawan dengan budget terbatas. Bahkan, banyak spot turis yang bisa dinikmati secara gratis.

Baca Selengkapnya