Analis: Pergerakan Rupiah terhadap Dolar AS Pekan Depan Bisa Bergantian Melemah atau Menguat

Minggu, 26 November 2023 05:00 WIB

Ilustrasi rupiah. Pexels/Ahsanjaya

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah pekan depan berpotensi untuk menguat, namun bisa juga melemah. Ketidakstabilan ini berlaku pula pada pergerakan dolar Amerika Serikat (dolar AS).

“Bayangan saya, pergerakan rupiah vs dolar AS bisa bergantian melemah atau menguat,” ujar Ariston ketika dihubungi oleh Tempo, Sabtu, 25 November 2023. Pergerakan ini, kata dia, tergantung hasil data ekonomi Amerika Serikat yang akan dirilis kemudian.

Adapun saat ini, Ariston menilai ekspektasi pasar soal kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat masih menjadi sentimen penggerak dolar AS terhadap nilai tukar rupiah.

Dalam notulen rapat terakhir Bank Sentral AS yang dirilis Rabu dini hari kemarin, the Fed terlihat belum membuka peluang pemangkasan suku bunga. The Fed justru masih membuka peluang menaikkan suku bunga karena tingkat inflasi AS belum turun ke level target 2 persen. “Ini mendukung penguatan dolar AS,” tuturnya.

Namun, di sisi lain, seiring dengan tingkat inflasi AS yang semakin turun dan beberapa data ekonomi AS yang berada di bawah perkiraan pasar, hal ini membuat ekspektasi datangnya kebijakan pemangkasan mulai berkembang di pasar. “Ini memberikan tekanan ke dolar AS,” kata dia.

Advertising
Advertising

Pada akhir tahun, Ariston memprediksi the Fed kemungkinan besar masih mempertahankan suku bunganya di angka yang sama. Dengan catatan, data ekonomi AS ke depan tidak mengalami perubahan besar.

Memasuki pekan depan, terdapat beberapa data ekonomi Amerika Serikat yang bisa menjadi penggerak nilai tukar rupiah dan dolar AS. Data tersebut, diantaranya, data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III 2023, data klaim tunjangan pengangguran, data indikator inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index, hingga data perumahan.

“Ekspektasi kebijakan suku bunga acuan AS bisa berubah-ubah tergantung data baru yang masuk. Bila data membaik, biasanya ekspektasi suku bunga tinggi meninggi dan sebaliknya,” kata Ariston.

Sementara itu, data lain seperti Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Cina dan data inflasi Indonesia dapat pula menjadi penggerak untuk rupiah.

“Perekonomian Cina bisa memberikan sentimen positif atau negatif untuk rupiah karena pengaruh ekonomi Cina yang cukup besar untuk Indonesia,” ucap pengamat itu. “Inflasi Indonesia kemungkinan masih menunjukkan kondisi yang terkendali dan sesuai target sehingga bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah.”

Dengan demikian, Ariston memprediksi rupiah berada di kisaran level Rp 15.450 hingga Rp 15.700 per dolar AS pada pekan depan. Pada perdagangan Jumat sore, 24 November 2024, rupiah ditutup melemah di level Rp 15.565 per dolar AS.

Pilihan Editor: BI Tahan Suku Bunga, Analis: Pergerakan Rupiah Pekan Depan Berpotensi Menguat

Berita terkait

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

6 jam lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

17 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

Masih sangat berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat sejumlah produsen mobil menerapkan strategi khusus dalam menjual produknya.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

1 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.990 sampai Rp 16.070

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

3 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

6 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

7 hari lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

7 hari lalu

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

Tren harga beberapa saham besar menurun, investasi di reksa dana saham pun terdampak.

Baca Selengkapnya