TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 12 poin ke level Rp 15.565 per dolar Amerika Serikat atau dolar AS pada perdagangan Jumat sore, 24 November 2023. Sebelumnya, rupiah sempat melemah 25 poin ke level Rp 15.553 per dolar AS.
“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif tapi ditutup melemah di kisaran Rp 15.540 hingga Rp. 15.620 per dolar AS,” ujar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, Jumat.
Dalam laporannya, Ibrahim mengatakan pasar terus memantau beberapa hal yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, yang kemungkinan tidak sesuai dengan ekpektasi pemerintah maupun Bank indonesia. “Hal tersebut akan berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di kuartal keempat 2023 di bawah 5 persen,” tuturnya.
Ibrahim kemudian menyoroti kondisi perekonomian global yang pasti mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. Selain itu, tensi geopolitik di mana konflik yang terjadi seperti Israel dengan Palestina serta Rusia dengan Ukraina, juga pasti berpengaruh. “Hal tersebut akan berdampak pada inflasi dan nilai tukar rupiah,” kata analis itu.
Kondisi pasar saat ini, kata Ibrahim, sedang menunggu data indeks manajer pembelian AS, yang akan dirilis hari ini. “Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan pelemahan berkelanjutan dalam aktivitas bisnis, karena perekonomian terbesar di dunia ini melemah akibat tingginya suku bunga dan inflasi yang tinggi,” ujar dia.
Menurutnya, tanda-tanda pelemahan apa pun dalam perekonomian Amerika Serikat telah memberikan ruang terbatas bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi. “Juga meningkatkan peluang penurunan suku bunga lebih awal,” katanya.
Adapun risalah pertemuan Bank Sentral AS pada akhir Oktober 2023 menunjukkan bahwa sebagian besar pembuat kebijakan mendukung prospek suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, mengingat ketahanan perekonomian AS saat ini.
Pilihan Editor: Tekanan Ekonomi Cina dan The Fed, Rupiah Ditutup Melemah di Level Rp 15.575