TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup melemah 135 poin ke level Rp 15.575 per dolar Amerika Serikat (dolar AS) pada perdagangan Rabu sore, 22 November 2023. Sebelumnya, rupiah sempat melemah 150 poin ke level Rp 15.440 per dolar AS.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif tapi ditutup melemah di kisaran Rp 15.560 hingga Rp 15.620 per dolar AS,” ujar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, Rabu.
Dalam laporannya, Ibrahim menyoroti sikap pemerintah yang meningkatkan kewaspadaan seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina. Pasalnya, Cina merupakan salah satu negara yang punya hubungan kuat dengan Indonesia sebagai mitra dagang, karena 20 persen ekspor Indonesia adalah ke negara Cina.
“Perekonomian Cina terus mengalami perlambatan imbas dari melemahnya sektor properti, serta investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) yang menurun,” tuturnya.
Pelemahan kedua sektor tersebut, kata Ibrahim, berdampak signifikan bagi ekonomi Cina. “Lantaran keduanya menjadi mesin utama penggerak ekonomi. Berbeda dengan perekonomian Indonesia yang lebih banyak didorong oleh konsumsi,” ucap analis itu.
Menurut Ibrahim, salah satu dampak pelemahan ekonomi Cina di Indonesia terlihat dari lambatnya ekspor pada kuartal ketiga 2023. Kinerja ekspor terkontraksi 4,26 persen (year-on-year/yoy). Adapun impor juga turun 6,18 persen (yoy).
Sementara dari faktor ekstenal, Ibrahim mengatakan pasar memperkirakan bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga.
“Namun, risalah rapat pada hari Selasa menimbulkan keraguan mengenai kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga, mengingat sebagian besar pejabat Fed juga berulang kali mengisyaratkan kenaikan suku bunga untuk jangka waktu yang lebih lama,” tuturnya.
Meskipun pasar tetap yakin bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya lagi, Ibrahim mengungkap risalah The Fed memicu keraguan mengenai kapan Bank Sentral AS akan mulai memangkas suku bunganya.
Alat Fedwatch CME Group menunjukkan para pedagang mempertimbangkan kembali ekspektasi penurunan suku bunga pada Maret 2024, sesuai dengan sinyal peluang penurunan suku bunga sebesar 40 persen.
Pilihan editor: Rupiah Ditutup Menguat di Level Rp 15.440 per Dolar AS, Sentimen Defisit Membaik dan The Fed