TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat komoditas dan mata uang, Lukman Leong, mengatakan pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah sepekan ini pada umumnya dipengaruhi oleh faktor eksternal sehingga terjadi pelemahan. Namun pada pekan depan, rupiah berpotensi menguat karena faktor internal RI.
“Sikap bos the Fed Jerome Powell yang lebih hawkish dalam risalah pertemuan FOMC minggu lalu menekan rupiah,” ujar Lukman ketika dihubungi oleh Tempo, Sabtu, 25 November 2023. “Namun sikap BI (Bank Indonesia) dalam Rapat Dewan Gubernur mendukung rupiah.”
Pada pekan depan, kata Lukman, para investor akan menghadapi cukup banyak data ekonomi, di antaranya data inflasi November Indonesia pada Jumat, data inflasi Core Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index Amerika Serikat pada Kamis, serta data manufaktur Amerika Serikat pada Jumat.
Selain itu, terdapat pula data manufaktur Cina yang dikeluarkan secara resmi pada Kamis dan dikeluarkan oleh Caixin pada Jumat. “Arah pergerakan rupiah akan bergantung pada data-data tersebut,” tuturnya.
Lukman memperkirakan rupiah berada di kisaran level Rp 15.500 hingga Rp 15.700 per dolar AS.
Selanjutnya: Sementara Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. alias BCA David Sumual....