TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang per Agustus 2023. Angka ini turun 560 ribu orang dibandingkan periode serupa tahun lalu.
Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adaninggar Widyasanti menyatakan meskipun bila dibandingkan dengan Agustus tahun lalu terlihat ada penurunan, jumlah presentase dan pengangguran per Agustus 2023 masih relatif lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi.
Ia menjelaskan, dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 147,71 orang, maka tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 69,48 persen. Proporsi pekerja formal naik karena didorong bertambahnya proporsi penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai. Pekerja penuh waktu juga meningkat, meskipun masih lebih rendah dibanding sebelum pandemi.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menyoroti masih tingginya tingkat pengangguran karena penyerapan tenaga kerja menurun drastis dalam sembilan tahun terakhir, khususnya pada industri manufaktur.
"Tingkat penyerapan tenaga kerja tinggal seperlimanya untuk setiap nilai investasi (dibanding pada sembilan tahun lalu) karena investasi cenderung ke padat modal," katanya kepada Tempo, Rabu, 8 November 2023.
Menurut dia, investasi padat modal memprioritaskan penggunaan mesin dan teknologi untuk menopang kegiatan produksi yang lebih cepat, efektif, dan efisien. Akibatnya, angkatan kerja yang ada tak banyak terserap karena kebutuhannya terbatas. Porsi penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur tercatat terus menurun hingga kini menjadi 44 persen.
Sedangkan kontribusi sektor manufaktur yang menurun terhadap produk domestik bruto (PDB) juga menggambarkan peralihan menuju sektor jasa. Tapi sayangnya, sektor jasa yang tumbuh adalah sektor jasa yang berkualitas rendah. Apindo memproyeksikan penciptaan lapangan kerja baru ke depan dapat mencapai 2 juta pekerjaan per tahun yang mencakup skala industri ataupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Adapun Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut tingkat pengangguran yang disampaikan BPS masih lebih tinggi dari yang sebelumnya ditargetkan pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Dalam RPJMN, target pengangguran pada 2024 dipatok 3,6-4,3 persen. Dengan sisa waktu setahun bagi pemerintahan Jokowi, menurut Yusuf, akan sangat sulit menurunkan tingkat pengangguran dari 5,32 persen menuju target tersebut.
Selanjutnya: Yang tak kalah penting untuk diperhatikan...