Di B20 Summit, Menteri ESDM Rayu Investor Masuk RI: Transisi Energi Butuh USD 131 Triliun
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 13 November 2022 19:21 WIB
TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Arifin Tasrif mengajak para investor membenamkan modalnya ke Indonesia untuk sektor ekonomi hijau. Investasi ini penting karena proses transisi energi membutuhkan dana yang besar.
Secara global, Arifin menyebut transisi energi memerlukan duit US$ 131 triliun. Nilai anggaran yang jumbo itu, menurut dia, bisa tercapai seandainya negara-negara mengumpulkan inisiatif secara bersama.
"Untuk mencapai target ini, kita tidak bisa bekerja sendiri," kata Arifin dalam B20 Summit di Nusa Dua, Bali, Ahad, 13 November 2022.
Baca: Luhut Minta Pengusaha Dunia Lupakan Kondisi Masa Lalu RI: This is New Indonesia
Arifin menyatakan negara-negara anggota G20 telah menyepakati target net zero emission (NZE) seiring dengan meningkatnya risiko krisis iklim. Target NZE bisa terlampaui jika ada dukungan finansial dan teknologi.
Lebih lanjut, Arifin mengatakan saat ini teknologi yang tersedia dan bisa dimanfaatkan untuk mendukung transisi energi baru sebesar 50 persen. Dengan inisiatif bersama untuk memenuhi target-target pendanaan dan teknologi itu, dia menuturkan percepatan transisi energi akan terdistribusi secara merata baik di negara berkembang maupun kurang berkembang.
Adapun bagi Indonesia, Arifin mengatakan negara sebetulnya telah diberkahi keuntungan karena memiliki sumber daya yang cukup untuk mengembangkan energi bersih, seperti panas bumi. Sehingga, negara bisa mencapai proses transisi energi secara mandiri.
Selanjutnya: Namun, untuk mendukung proses NZE lebih cepat, Arifin...
<!--more-->
Namun, untuk mendukung proses NZE lebih cepat, Arifin mengatakan negara tetap perlu bantuan pihak lain. "Kali ini kita minta kerja sama korporasi, bagaimana kita memproses bersama mineral ini," kata Arifin.
Indonesia memiliki target membangun 22 Gigawatt energi terbarukan dalam sepuluh tahun mendatang. Target ini membutuhkan duit sebesar US$ 50 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia terus mencapai NZE dengan mengembangkan industri hijau. Saat ini industri hijau dibangun di Kalimantan Utara.
Di sana, Indonesia akan sepenuhnya mengembangkan industri berbasis tenaga baru terbarukan, seperti tenaga air. “Kita harus memprioritaskan transisi energi melalui dekarbonisasi di sektor pembangkit listrik dan penggunaannya," katanya.
Untuk mewujudkannya, dia menuturkan pemerintah membutuhkan upaya bersama dari semua negara, baik negara maju maupun berkembang. Mantan Menko Polhukam itu percaya bahwa pemulihan ekonomi, praktik ekonomi dan bisnis yang berkelanjutan, serta pertumbuhan yang inklusif akan membawa kemakmuran bagi generasi mendatang.
Baca juga: Dorong PLN Kembangkan EBT, Luhut: Potensi Investasi USD 700 Miliar
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini