Luhut Ingin RI Jadi Penghasil Baterai Listrik: Target 2028 Nomor 2 di Dunia

Selasa, 25 Oktober 2022 14:33 WIB

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memberikan keterangan pers sesuai meluncurkan Buku Luhut Biografi Luhut Binsar Pandjaitan di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, pada Jumat, 7 Oktober 2022. TEMPO/ Khory Alfarizi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap Indonesia bisa menjadi penghasil baterai untuk kendaraan listrik. Dia menargetkan bahwa pada kuartal kedua 2024 Indonesia bisa memproduksi lithium baterai sendiri.

“Tidak mudah, tapi bukan tidak bisa dicapai. Kalau semua ini berjalan sesuai dengan rencana, kita akan bisa membuat atau menjadi negara penghasil baterai nomor dua di dunia pada tahun 2028,” ujar dia dalam acara virtual Himpuni, Selasa, 25 Oktober 2022.

Menurut Luhut, strategi itu sudah dibicarakan. Bahkan, kata dia, di Kalimantan Utara dalam suatu kawasan industri, juga sedang membangun untuk bisa memproduksi lithium baterai untuk 3 juta kendaraan. ”Sekarang sedang berjalan.”

Baca: Luhut Targetkan RI Bisa Mandiri Pakai Energi Terbarukan 10 Tahun ke Depan

Langkah tersebut penting, menurut Luhut, karena dia melihat misalnya di Jakarta, kualitas udaranya sangat buruk. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong agar tahun depan Hyundai bisa memproduksi 12.000 mobil di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Advertising
Advertising

Selain itu, Luhut berujar, pemerintah juga menunggu masukan-masukan dari berbagai stakeholder termasuk dunia pendidikan, untuk menjaga proses transisi energi Indonesia “Kami sangat menunggu bila ada masukan, di kantor kami melakukan exercise sangat luas mengenai ini dan sangat detail,” tutur Luhut.

Dia pun berharap bahwa transisi energi tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jadi, kata Luhut, apapun yang dia diskusikan dengan negara-negara maju, selalu menyampaikan bahwa Indonesia menyambut baik teknologi dari luar.

“Tapi satu kondisi Jangan sampai mengganggu pertumbuhan ekonomi kami. Oleh karena itu kita mendorong melakukan mix energy di mana di situ sudah ada EBT,” ucap dia.

Luhut juga membeberkan tantangan dalam mewujudkan elektrifikasi sektor transportasi. Salah satunya adalah industri manufaktur untuk kendaraan listrik di Indonesia. “Industri manufakturnya masih relatif baru di Indonesia,” ujar dia.

Tantangan lainnya, Luhut melanjutkan, harga kendaraan listrik yang masih relatif lebih tinggi dari kendaraan konvensional dengan BBM. Ditambah lagi infrastruktur pendukung seperti pengisian energi dan fasilitas masih belum masif di Indonesia. “Termasuk insentif keuangan."

Baca juga: Luhut Sebut Tantangan RI Kejar Target Migrasi Kendaraan Listrik: Industri Masih Baru

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

PLN akan Menambah 111 SPKLU di Berbagai Rest Area

2 jam lalu

PLN akan Menambah 111 SPKLU di Berbagai Rest Area

PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PLN Haleyora Power akan menambah 111 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di berbagai ruas tol di Indonesia.

Baca Selengkapnya

PLN Tambah 111 Unit SKPLU di Berbagai Ruas Tol, Dukung Kendaraan Listrik

6 jam lalu

PLN Tambah 111 Unit SKPLU di Berbagai Ruas Tol, Dukung Kendaraan Listrik

PLN menambah unit SKPLU untuk mendukung kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya

Kendaraan Listrik Disiapkan untuk Pengawalan VIP dan VVIP di KTT WWF Bali

1 hari lalu

Kendaraan Listrik Disiapkan untuk Pengawalan VIP dan VVIP di KTT WWF Bali

Pengawalan VVIP dan VIP Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (KTT WWF) ke-10 di Bali nanti menggunakan kendaraan listrik. Acara itu akan digelar pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

2 hari lalu

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

Isu penghapusan BBM pertalite dibantah Pertamina. Sebelumnya Luhut sebut penggantian pertalite dengan bioetanol. "Harus ke sana larinya," katanya.

Baca Selengkapnya

Luhut Percepat Pembebasan Lahan IKN, AMAN Kaltim: Terburu-buru Bisa Melanggar HAM

5 hari lalu

Luhut Percepat Pembebasan Lahan IKN, AMAN Kaltim: Terburu-buru Bisa Melanggar HAM

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Timur minta Luhut tidak terburu-buru dalam pembebasan lahan di IKN karena berpotensi langgar HAM.

Baca Selengkapnya

Polri Kirim 310 Kendaraan ke Bali, Tamu VVIP World Water Forum akan Dikawal dengan Kendaraan Listrik

6 hari lalu

Polri Kirim 310 Kendaraan ke Bali, Tamu VVIP World Water Forum akan Dikawal dengan Kendaraan Listrik

Korlantas Polri akan mengerahkan 2.446 personel untuk membantu pengamanan World Water Forum di Bali

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga Pastikan Masih Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan

6 hari lalu

Pertamina Patra Niaga Pastikan Masih Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan

PT Pertamina Patra Niaga mmasih menyalurkan BBM jenis Pertalite (RON 90) kepada masyarakat sesuai kuota tahun 2024 yang ditetapkan pemerintah

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

7 hari lalu

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

Pernyataan Luhut disebut kontra dengan narasi rekonsiliasi dan gotong royong membangun Indonesia yang terus digaungkan Prabowo.

Baca Selengkapnya

10 Orang Terkaya di Korea Selatan versi Forbes Mei 2024

7 hari lalu

10 Orang Terkaya di Korea Selatan versi Forbes Mei 2024

Berikut ini deretan orang terkaya di Korea Selatan versi Forbes. Petinggi Samsung termasuk ke dalam daftar. Berikut ini daftar lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

7 hari lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya