Harga Bitcoin Melejit jadi Rp 782,7 Juta Usai Tesla Umumkan Keuntungan Investasi
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 27 April 2021 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga Bitcoin pada hari ini, Selasa, 27 April 2021, menguat 1,9 persen menjadi US$ 54.000 atau sekitar Rp 782,7 juta (asumsi kurs Rp 14.494 per dolar AS). Data Bloomberg mencatat kenaikan harga Bitcoin setelah produsen kendaraan listrik Tesla melaporkan keuntungan dari investasinya melalui aset ini.
Adapun berdasarkan data dari laman Coindesk, harga aset kripto besutan Satoshi Nakamoto ini terpantau naik 3,02 persen ke US$ 53.922,14 hingga 12.22 WIB. Harga Bitcoin tersebut setara dengan Rp 781,62 juta.
Sebelumnya, Tesla melaporkan keuntungan sebesar US$ 272 juta pada aset digital setelah membeli Bitcoin senilai US$ 1,5 miliar beberapa waktu lalu. Perusahaan kendaraan listrik yang didirikan oleh Elon Musk tersebut dilaporkan mencatat penerimaan sebesar US$101 juta dari investasi Bitcoinnya.
Jumlah ini berada di atas ekspektasi sejumlah analis untuk kuartal I/2021. CFO Tesla Zachary Kirkhorn menuturkan, pihaknya tetap berkomitmen untuk melanjutkan investasinya pada aset kripto seperti Bitcoin.
Tesla akan tetap memegang Bitcoin dalam jangka panjang dan terus memperbanyak kepemilikan Bitcoin dari transaksi pembelian kendaraan listrik.
“Kami mempercayai nilai jangka panjang yang dimiliki oleh Bitcoin,” kata Kirkhorn seperti dikutip dari Bloomberg.
<!--more-->
Pada awal tahun ini, manajemen Tesla menyatakan telah membeli Bitcoin dan menerima aset kripto ini sebagai alat pembayaran untuk membeli kendaraan hasil produksinya. Hal tersebut yang kemudian memicu kenaikan harga Bitcoin dan keabsahan aset kripto ini.
Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo sebelumnya memprediksi tren koreksi Bitcoin belum akan berakhir. Dalam jangka pendek, menurut dia, mata uang kripto ini masih berpotensi untuk turun sekitar 20-40 persen dari posisi saat ini sebelum selanjutnya akan berbalik menguat.
Sutopo menyebutkan sebagian trader telah memahami volatilitas dan risiko aset kripto sehingga seharusnya penurunan ini merupakan hal biasa. Namun, dia menyebut tren penurunan yang mendadak ini dapat membuat “shock theraphy” bagi para investor baru.
“Kalau terjadi penurunan yang dalam akan membikin mereka, terutama investor baru kapok. Tapi setelah harga kembali naik, biasanya akan FOMO lagi, biasa begitu tipe investor kita,” katanya.
Hingga akhir tahun ini, Sutopo memperkirakan Bitcoin akan berada di area US$ 70,000 -US$ 80,000 atau sekitar Rp 1 miliar - Rp 1,16 miliar. Dengan proyeksi tersebut, Sutopo mengatakan untuk jangka panjang investor dapat tetap menahan koin-koin yang paling populer seperti Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, dan OKEx’s.
Bagi yang melakukan trading jangka pendek, Sutopo menyarankan penjualan Bitcoin karena harganya masih akan terkoreksi, kemudian dapat menunggu hingga harga aset turun untuk kembali masuk.
BISNIS
Baca: JP Morgan Akan Segera Tawarkan Bitcoin ke Nasabah Kaya