Pembukaan Perdagangan Awal Pekan, IHSG Terkoreksi 0,06 Persen

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Senin, 15 Juni 2020 09:33 WIB

Aktivitas di hari pertama perdagangan saham di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. IHSG naik 84,68 poin (1,36%) ke 6.293,801. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan awal pekan ini, Senin 15 Juni 2020, dibuka melemah 3,15 poin atau 0,06 persen ke posisi 4.877,21. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 0,54 poin atau 0,07 persen menjadi 751,58.

Analis Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya memprediksi IHSG bergerak dalam rentang konsolidasi wajar, menjjelang rilis data perekonomian neraca perdagangan oleh BPS pada hari ini. Ia memprediksi IHSG akan bergerak di rentang 4.698 - 4.996.

Menurut dia, sentimen pergerakan nilai tukar Rupiah serta fluktuasi harga komoditas juga akan turut memberikan sentimen pada pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang. Adapun untuk perdagangan saham hari ini, dia merekomendasikan beli dua saham bank BUMN yakni Bank BNI (BBNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Selain itu, beberapa saham lainnya yang layak beli adalah GGRM, SMRA, HMSP, ASII, dan PWON.

Sebelumnya, Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG di Bursa Efek Indonesia bakal terkonsolidasi menguat pada Senin ini.

"IHSG kami perkirakan berpeluang menguat pekan depan dengan kecenderungan menguat di awal pekan dan berpeluang koreksi di akhir pekan," kata Hans dalam keterangannya, Ahad 14 Juni 2020. Adapun support IHSG berada pada level 4.800 sampai 4.712 dan resistance di level 4.969 sampai 5.139.

Advertising
Advertising

Penguatan itu, kata Hans, disebabkan sentimen positif dari dalam negeri karena adanya kenaikan cadangan devisa yang mengindikasikan aliran dana asing yang kembali masuk ke pasar modal Indonesia selama transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta.

Kemudian, Bank Sentral Amerika yang diprediksi mempertahankan suku bunga dan diperkirakan tak ada kenaikan sampai tahun 2022. Hal itu juga menjadi kabar baik bagi pasar negara berkembang termasuk Indonesia. "Likuditas dolar akan sangat cari," ucap Hans.

Namun lebih jauh Hans memprediksi, sentimen global masih akan mempengaruhi pasar modal secara negatif. Seperti prediksi Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan ( OECD) dan Bank Dunia yang menujukan Ekonomi masih akan menghadapi pertumbuhan negatif menjadi sentimen negatif bagi pasar karena menandakan potensi perlambatan laba korporasi.

ANTARA | BISNIS

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

1 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

4 hari lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya