LPS: Masyarakat Makin Rajin Menabung Selama Pandemi Corona

Senin, 11 Mei 2020 17:29 WIB

Logo baru Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi virus Corona atau Covid-19, masyarakat Indonesia ternyata semakin rajin menabung. Kondisi ini terlibat dari tabungan masyarakat yang tumbuh 10,2 persen (year-on-year atau yoy) pada April 2020.

“Ini lebih tinggi dari Maret yang sebesar 9,5 persen dan Februari 8,11 persen,” kata Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin, 11 Mei 2020.

Tabungan memang tumbuh. Namun secara umum, LPS mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) telah melambat. Situasi ini terjadi akibat imbas dari perlambatan kegiatan ekonomi.

Menurut Halim, pertumbuhan DPK pada April 2020 mencapai 7,98 persen yoy. Angka ini lebih rendah dari Maret yang sebesar 9,66 persen. Namun, angka ini justru masih lebih tinggi dari Februari yang sebesar 7,71 persen. Sehingga, Halim menyebut kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana mereka di perbankan masih cukup tinggi.

Lebih lanjut, jika pertumbuhan tabungan mengalami kenaikan, rekening giro justru melambat menjadi 9,77 persen pada April 2020. Halim menyebut kondisi ini kemungkinan terjadi karena adanya pembayaran bunga utang dan pokok dividen oleh korporasi. “Juga pembayaran pajak yang agak dimundurkan,” kata dia.

Advertising
Advertising

Adapun pergerakan suku bunga perbankan masih mengalami tren penurunan.Penurunan terjadi karena suku bunga Bank Indonesia (BI) dan kebijakan pelonggaran likuiditas perbankan.

Sepanjang triwulan I 2020, suku bunga deposito turun menjadi 5,5 persen. Penurunan ini terjadi selama April dan berlanjut hingga Mei. Kondisi yang sama juga terjadi pada suku bunga valas yang turun menjadi 1,01 persen.

Jika LPS mencatat masyarakat makin rajin menabung, maka Badan Pusat Statistik (BPS) minggu lalu menyatakan masyarakat makin mengurangi belanja. BPS menyatakan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2020 hanya tumbuh 2,84 persen yoy. turun dari periode yang sama tahun lalu, yaitu 5,02 persen.

“Konsumsi rumah tangga mengalami penurunan yang tajam,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa, 5 Mei 2020. Padahal, 50 persen lebih dari ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi.

Walhasil, penurunan tajam dan konsumsi rumah tangga ini memicu turunnya pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 menjadi hanya 2,97 persen yoy, terpangkas hampir setengahnya dari tahun yang yang sebesar 5,07 persen.

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

2 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

17 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

17 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya