Corona Picu Perlambatan, Program Penyelamatan Ekonomi Disiapkan

Rabu, 6 Mei 2020 06:32 WIB

Foto areal suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. APBN diharapkan bisa menjadi pendongkrak bagi pertumbuhan ekonomi. Maka program priortas yang masuk dalam pendanaan APBN harus digenjot realisasinya. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyiapkan program penyelamatan ekonomi nasional untuk meredam perlambatan ekonomi di tengah wabah Virus Corona alias Covid-19. Program tersebut diharapkan bisa meringankan tekanan pada pelaku usaha.

"Dengan lemahnya pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan terus menyiapkan stimulus untuk mengurangi dampak pandemi tidak hanya terhadap konsumsi masyarakat tetapi juga untuk memberi cushion pada perlambatan sektor riil dengan program Penyelamatan Ekonomi Nasional," ujar Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin dalam keterangan tertulis, Selasa, 5 Mei 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 mencapai 2,97 persen (year-on-year/yoy). Angka ini lebih rendah dari pertumbuhan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,07 persen.

Angka ini pun juga lebih rendah dari akhir tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2020 ini mencapai minus 2,41 persen (quartal-to-quartal/qtq), lebih rendah dari triwulan IV 2019 yang minus 1,74 persen (qtq).

Masyita mengatakan rendahnya pertumbuhan ekonomi itu disebabkan perlambatan di sisi konsumsi dan investasi di kuartal I 2020 yang cukup dalam, meskipun perekonomian baru secara menyeluruh terpengaruh oleh dampak pandemi sejak bulan Maret. "Beberapa sektor sudah mulai terdampak akibat disrupsi rantai pasok dari Tiongkok sejak Februari. Bahkan, sektor pariwisata telah terpengaruh sejak Januari."

Di sisi konsumsi, Masyita melihat kontraksi terdalam terjadi pada industri pakaian dan alas kaki, transportasi, dan restoran. Dalamnya kontraksi di barang sekunder ini, sejalan dengan physical distancing dan pengurangan aktivitas penduduk.

Penurunan konsumsi di tiga komponen ini, menurut dia, akan semakin dalam di kuartal II 2020 dengan mulai diterapkannya PSBB. Sedangkan konsumsi kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman di luar restoran masih cukup terjaga tumbuh di atas 5 persen, serta sektor kesehatan justru menunjukkan peningkatan.

Masyita melihat pola konsumsi pada tahun ini pasti berubah karena pembatasan interaksi antarmanusia. Masyarakat akan memfokuskan pengeluaran pada bahan kebutuhan pokok. Sementara pengeluaran yang sifatnya tidak prioritas akan terus tertekan.

"Artinya, konsumsi yang masih dapat terjaga adalah makanan dan minuman selain restoran serta jasa kesehatan, yang proporsinya mencapai 44 persen dari konsumsi rumah tangga. Investasi juga menunjukkan kontraksi yang dalam," ujar Masyita.

Selain investasi swasta, ia mengatakan investasi pemerintah pun akan mengalami kontraksi sepanjang tahun ini karena dana proyek infrastruktur yang dialihkan pada penanganan Covid-19. Ketiga sektor dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor industri juga mengalami tekanan.

Dalam estimasi pemerintah, jika pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 berada pada skenario sangat berat di -0.4 persen, tambahan pengangguran dapat mencapai 5,23 juta orang. Sejauh ini, kebijakan pemerintah untuk mempertahankan daya beli dilakukan melalui bantuan sosial dan bantuan pemerintah lainnya.

"Itu mulai diimplementasikan di kuartal 2, sesuai dengan kondisi yang dihadapi yaitu perlambatan konsumsi. Kebijakan ini diarahkan untuk membantu masyarakat terdampak agar dapat menjaga pemenuhan kebutuhan pokok dalam kondisi yang sangat sulit ini," tutur Masyita.

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

1 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

5 hari lalu

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret memberikan tips kelola keuangan dalam perencanaan keuangan.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

6 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

7 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

9 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya