Luhut Sebut Virus Corona Tak Kuat dengan Cuaca Indonesia

Kamis, 2 April 2020 19:22 WIB

Luhut Binsar Pandjaitan tiba di Kompleks Istana Kepresidenan jelang pengumuman resmi menteri Kabinet Jokowi Jilid II, Jakarta, 23 Oktober 2019. TEMPO/Ahmad Faiz

Tempo.Co, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa Virus Corona alias COVID-19 diperkirakan tidak kuat dengan kondisi cuaca Indonesia. "Dari hasil modelling, cuaca Indonesia di ekuator yang panas dan humidity tinggi maka untuk COVID-19 itu enggak kuat," ujar dia dalam konferensi video, Kamis, 2 April 2020.

Kendati demikian, ia meminta masyarakat Indonesia untuk melakukan pencegahan dengan menerapkan jaga jarak alias physical distancing. "Kalau jaga jarak tidak dilakukan ya kondisi itu tidak berarti," tutur Luhut. Karena itu, ia mengatakan penyebaran Corona di Tanah Air sangat bergantung kepada kedisiplinan masyarakat.

Imbauan lain yang digalakkan pemerintah adalah untuk menunda mudik. Kendati, Luhut menyadari masih ada saja warga yang memaksakan untuk mudik. Untuk itu, ia mengingatkan bahwa warga yang mudik dari daerah zona merah berpotensi membawa penyakit ke kampung halaman.

"Hampir pasti bawa penyakit. Dan kalau bawa penyakit, di daerah bisa meninggal, bisa keluargamu. Makanya kami anjurkan tidak mudik," ujar Luhut. Untuk mencegah masyarakat mudik pun pemerintah berencana untuk menyalurkan bantuan sosial yang teknisnya akan dikaji oleh Kementerian Sosial dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Luhut mengatakan pemerintah tidak mengambil opsi karantina wilayah alias lockdown lantaran berkaca dengan kebijakan di sejumlah negara seperti India dan Malaysia, yang menimbulkan dampak kepada masyarakat. "Makanya dari pertimbangan semua itu, kami sarankan ke Presiden dan Presiden lebih jernih melihat, kalau itu dilakukan maka dampak yang paling kena adalah masyarakat terbawah, beliau enggak mau," tutur dia.

Adapun apabila nantinya ada masyarakat yang memaksakan diri untuk mudik dalam kondisi saat ini, kata Luhut, akan diminta untuk diisolasi atau dikarantina selama 14 hari. "Kalau tempat mudiknya tidak aman, nanti ada kategori daerahnya, ketika dia kembali ke Jakarta masuk karantina lagi 14 hari, jadi ini menjaga penyebaran corona atau COVID-19 tanpa membunuh kegiatan ekonomi kita," ujar Luhut.

Di sisi lain, Luhut memastikan bahwa pemerintah juga akan melakukan langkah-langkah agar angkutan umum selama mudik kali ini memenuhi protokol kesehatan COVID-19, khususnya terkait physical distancing. Kendati kebijakan itu diperkirakan bisa berdampak kepada tarif angkutan.

"Karena bisa satu bus kapasitas 40 orang mungkin cuma diisi 20 orang, jadi harga bisa melonjak, terkait teknis di lapangan akan segera diputuskan dengan kementerian terkait," ujar Luhut.

Berita terkait

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

8 jam lalu

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

Luhut mengatakan permasalahan industri budidaya udang di Indonesia disebabkan banyaknya aturan yang tumpang tindih dan tidak terintegrasi.

Baca Selengkapnya

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

1 hari lalu

BPOM Pastikan Vaksin AstraZeneca Sudah Tidak Beredar di Indonesia

Koordinator Humas Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) Eka Rosmalasari angkat bicara soal penarikan vaksin AstraZeneca secara global.

Baca Selengkapnya

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

1 hari lalu

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

Setelah minta Prabowo tidak membawa orang 'toxic' atau bermasalah ke dalam kabinetnya, Luhut menyinggung soal track record calon anggota kabinet.

Baca Selengkapnya

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

1 hari lalu

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan takjub melihat kapal OceanX.

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

2 hari lalu

Mengenal Gejala Virus MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jemaah Haji

Kemenkes mengimbau seluruh jemaah haji mewaspadai MERS-CoV. Kenali asal usul dan gejalanya.

Baca Selengkapnya

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

2 hari lalu

7 Fakta MERS-CoV, Varian Corona dari Unta yang Harus Diwaspadai Jamaah Haji

Pemerintah meminta seluruh jamaah haji Indonesia mewaspadai MERS-CoV yang ditemukan di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

4 hari lalu

Luhut Soal Pertalite dan Bioetanol, Berikut Daftar BBM yang Pernah Dihapus Pemerintah

Isu penghapusan BBM pertalite dibantah Pertamina. Sebelumnya Luhut sebut penggantian pertalite dengan bioetanol. "Harus ke sana larinya," katanya.

Baca Selengkapnya

Luhut Percepat Pembebasan Lahan IKN, AMAN Kaltim: Terburu-buru Bisa Melanggar HAM

7 hari lalu

Luhut Percepat Pembebasan Lahan IKN, AMAN Kaltim: Terburu-buru Bisa Melanggar HAM

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Timur minta Luhut tidak terburu-buru dalam pembebasan lahan di IKN karena berpotensi langgar HAM.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

9 hari lalu

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Pengamat Sebut Kontra dengan Narasi Rekonsiliasi

Pernyataan Luhut disebut kontra dengan narasi rekonsiliasi dan gotong royong membangun Indonesia yang terus digaungkan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

9 hari lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya