Kemenpar Gandeng VISA untuk Promosikan Pariwisata Nusantara

Editor

Rahma Tri

Rabu, 15 Mei 2019 14:29 WIB

Menteri Pariwisata Arief Yahya dan dua penghargaan, 12 Feb 2019 (dok Biro Komunikasi Publik Kemenpar)

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng PT. Visa Worlwide Indonesia dalam upaya mendorong peningkatan devisa dengan memanfaatkan jaringan global Visa. Melalui kesepakatan ini, diharapkan Visa dapat lebih gencar menggaungkan promosi pariwisata di Indonesia.

Baca: Tiket Pesawat Mahal, 5 Persen Anggota Asosiasi Travel Mundur

"Sinergi ini pasti menguntungkan kedua pihak. Untuk program Wonderful Indonesia, kita akan menerima manfaat lebih mengglobal karena kita akan mengunakan jaringan global Visa," kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya di Kantor Kemenpar, Rabu 15 Mei 2019.

Arief berharap, dengan adanya kesepakatan ini, Visa bisa lebih gencar menggaungkan promosi pariwisata di Indonesia. Dia percaya, jaringan global yang dimiliki perusahaan jasa keuangan multinasional itu bisa mendorong tercapainya target devisa 2019.

"Untuk target devisa tetap US$ 20 miliar, tetapi proyeksi kami US$ 17,6 miliar. Saya masih yakin bisa US$ 18 miliar, sehingga artinya tahun 2019 ini pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar,"ujar Arief Yahya.

Presiden Direktur PT. Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman menjanjikan bahwa jaringan global yang dimiliki Visa akan sangat membantu promosi pariwisata Kemenpar. "Kami sudah kerja sama hampir 16 ribu bank di seluruh dunia. Jadi kita bisa mengkampanyekan ini melalui jaringan yang ada," ujar dia.

Selain itu, Riko juga berkomitmen mendorong ketersediaan alat penerima arau mesin kartu yang bisa menerima pembayaran digital kartu Visa. Dia berharap merchant-merchant lokal yang dalam skala kecil bisa menerima pembayaran digital tersebut.
"Kendala biasanya ketika para wisatawan sampai di Indonesia, alat penerima kartu kita masih kurang," ucapnya.

Artikel lain: Rini Soemarno Optimistis Bandara Internasional Yogyakarta Ramai

Untuk itu, Visa berharap agar ke depannya para wirausahawan di Indonesia mampu menerima pembayaran nirsentuh (contactless). Pihak Visa sendiri akan berupaya memfasilitasi penyediaan alat tersebut untuk sejumlah daerah yang dianggap memiliki jumlah pengunjung wisatawan terbanyak seperti, Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau.

"Wisatawan dari luar Australia dan Singapura itu kartu mereka sudah contacless. Jadi kalau sudah ada contacless itu jauh lebih cepat dan lebih aman. Itu salah satu program kita," ujar Riko.

WIRA UTAMA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Iuran Wisata untuk Siapa

4 jam lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

3 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

4 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

4 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

4 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

5 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

5 hari lalu

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

5 hari lalu

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

6 hari lalu

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.

Baca Selengkapnya