TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mendarat di Bandara Internasional Yogyakarta, Selasa, 7 Mei 2019. Saat berada di tenant bandara baru itu ia membeli batik dan gudeg.
Baca juga: Rayu Maskapai, BIY Gratiskan Sejumlah Komponen Biaya Penerbangan
Menteri Rini optimistis Bandara Internasional Yogyakarta punya masa depan cerah. Karena bakal menjadi pintu masuk wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. “Intinya kenyamanan perjalanan menjadi faktor penting," kata Rini saat berada di tenant Bandara Internasional Yogyakarta, Selasa, 7 Mei 2019.
Rini menginginkan Bandara Internasional Yogyakarta bisa ramai tidak seperti Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Dua bandara itu ada kemiripan karena keduanya merupakan eksisting bandara yang sudah ada sebelumnya. Di Yogyakarta, sudah ada Bandara Adisutjipto. Untuk Bandara Kertajati juga sudah ada Bandara Internasional Husein Sastranegara.
Selain itu, baik Bandara Internasional Yogyakarta maupun Bandara Kertajati dibangun di lokasi yang jauh dari pusat perkotaan. Bandara Internasional Yogyakarta dibangun di Kulonprogo, sekitar 60 Kilometer dari Yogyakarta. Bandara Kertajati sekitar 100 kilometer dari Bandung.
Setelah dari Bandara Internasional Yogyakarta, Rini langsung melakukan perjalanan darat ke Borobudur. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh dan lama jarak tempuh dari Bandara Internasional Yogyakarta ke Candi Borobudur sebagai salah satunya tujuan utama pariwisata.
“Maka dari sini saya mau langsung ke Borobudur pengin tahu berapa jauh dari Borobudur," kata Rini.
Rini berpesan, agar ramai dikunjungi, Bandara Internasional Yogyakarta harus membuat program yang menarik untuk para penumpang. Sehingga mereka merasa nyaman datang melalui Kulon Progo.
“Meski mungkin masyarakat yang tinggal di Kota Yogyakarta masih merasa Bandara Adisutjipto lebih dekat," kata dia.
Menurut Rini, saat ini yang harus dipikirkan salah satunya dengan program wisatawan baik mancanegara maupun domestik untuk tertarik datang ke Borobudur atau objek wisata lainnya. Intinya ada transportasi darat atau kereta baik dari dan ke Bandara YIA.
"Program sudah dilakukan seperti membuat perjalanannya nyaman dengan menyediakan bus maupun kereta api sehingga tertarik mendarat di Kulon Progo," kata dia.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero) Devi W. Suradji mengakui, dalam satu - dua hari setelah beroperasi, Bandara Internasional Yogyakarta masih sepi. Tapi ini hal yang wajar karena awal-awal Ramadan. Apalagi penerbangan masih minim.
"Jangankan di sini (YIA) di Adisutjipto saja juga penerbangan kurang ramai. Karena awal puasa. Nanti tiga empat hari baru terasa animonya," kata Devi.
Menurut dia, pekan depan dipastikan Bandara Internasional Yogyakarta akan semakin ramai. Pasalnya dua maskapai lain selain Citilink seperti Batik Air mulai beroperasi membuka jalur di Bandara YIA. "Pekan depan deh, pasti lebih ramai. Batik Air mulai beroperasi," kata dia.