Harga Bawang Sering Tak Stabil, Pemerintah: Ada 2 Masalah Utama
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 14 Februari 2019 12:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komoditas bawang kembali jadi sorotan publik ketika belakangan heboh soal kisah curhat Subkhan ke calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno yang berkembang viral. Deputi Menteri Koordinator Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Mushdalifah Machmud ikut angkat bicara menjelaskan upaya pemerintah selama ini dalam menstabilkan harga bawang di dalam negeri.
Baca: Viral Curhat Subkhan ke Sandiaga, Berapa Harga Bawang Saat Ini?
Menurut Musdhalifah, kendala utama dalam menjaga harga salah satu bumbu dapur itu adalah perkara logistik dan distribusi. "Bagaimana menyimpan saat kita tidak memproduksi dan mendistribusikan saat kita tengah memproduksi," ujar Mushdalifah di Menara Kadin, Jakarta, Kamis, 14 Februari 2019.
Pemerintah, ujar Mushdalifah, sebenarnya sudah meminta agar Perum Bulog melakukan intervensi untuk menjaga kestabilan harga bawang. Hanya saja, upaya yang bisa dilakukan memang masih sangat terbatas lantaran teknologi penyimpanannya masih kurang. "Kini sudah mulai ada teknologi penyimpanan bawang yang lebih baik, tetapi masih kurang."
Persoalan lainnya adalah soal transportasi. Mushdalifah mengatakan saat ini sudah ada sumber-sumber produksi bawang yang baru di Indonesia. Hanya saja, kemunculan wilayah produsen bawang itu tidak diikuti dengan kemampuan logistik dan transportasi yang baik.
"Kadang-kadang petani sudah memproduksi yang cuup, tetapi karena logistik dan distrivusinya masih belum dipersiapkan dengan baik, akhirnya terkadang stabilisasi harga tetap tidak terwujud di wilayah-wilayah itu," kata Mushdalifah. Imbasnya, tutur dia, Indonesia memiliki produk yang cukup memenuhi konsumsi pada saat musim panen, namun kemudian kekurangan saat musim paceklik.
Persoalan bawang kembali mencuat seiring viralnya kisah seorang pria bernama Subkhan mengaku sebagai petani bawang asal Brebes Jawa tengah ini menangis dan menjerit beberapa waktu lalu ketika curhat ke calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno soal harga bawang yang sering kali anjlok.
Karena seringnya harga bawang anjlok itu pula, Subkhan mengaku sampai harus berutang ke Bank Puspa Kencana. Subkhan juga menyebutkan banyak petani pria menjadi duda lantaran ditinggal istrinya menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.
Soal harga pangan--tak terkecuali bawang--sering kali menjadi isu yang dibahas oleh tiap calon presiden dan calon wakil presiden dalam tiap kali pemilihan presiden. Komoditas hortikultura yang sifatnya tak tahan lama ini sulit disimpan lama oleh pemerintah sebagai cara stabilisasi harga. Sehingga sering kali terjadi lonjakan harga bawang baik merah maupun putih di pasar.
Dari situs hargapangan.id per hari ini, 14 Februari 2019, diketahui harga bawang merah ukuran sedang terlihat stabil di kisaran Rp 29 ribu per kilogram selama sepekan terakhir. Adapun harga bawang merah tertinggi terpantau ada di Maluku Utara sebesar Rp 46.250 per kilogram, diikuti oleh Kalimantan Utara Rp 36.500, Sulawesi Tenggara Rp 34.400. Sementara itu harga bawang merah di Aceh dan Jawa Tengah masing-masing terpantau berada di level Rp 30.000 dan Rp 20.500 per kilogram.
Adapun harga bawang putih ukuran sedang rata-rata nasional hari ini terpantau turun 4,36 persen menjadi Rp 24.150 per kilogram. Harga komoditas itu turun sekitar Rp 1.100 per kilogram bila dibandingkan pada Jumat pekan lalu.
Baca: Silang Pendapat Sandiaga dan Enggartiasto soal Bawang Merah
Harga bawang putih tertinggi ada di Maluku Utara sebesar Rp 33.750, Jawa Tengah Rp 30.500, Maluku Rp 29.250, dan Kalimantan Utara Rp 27.000 per kilogram. Sementara harga bawang putih di Aceh dan Jawa Timur di level Rp 21.250 Rp 20.000 per kilogram.