Tiket Pesawat Mahal, Jakarta - Ternate Kini Mendekati Rp 3 Juta

Reporter

Antara

Jumat, 18 Januari 2019 09:48 WIB

Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara, mengalami erupsi pada 4 Oktober 2018, pukul 11.52 Wita, yang menghaslkan kolom abu setinggi 250 meter. Gunung Gamalama meletus dan memuntahkan asap putih setinggi 200 meter. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Ternate -Fenomena harga tiket pesawat mahal juga menjadi perhatian kalangan DPRD Maluku Utara atau Malut. Mereka meminta perusahaan penerbangan yang melayani rute penerbangan reguler dari dan ke Malut, termasuk antar kabupaten/kota di daerah ini.

BACA: Bantah Oligopoli Kenaikan Tiket Pesawat, INACA Beberkan Buktinya

"Harga tiket penerbangan reguler dari dan keluar Malut saat ini sangat mahal dan membenani masyarakat, selain itu juga telah menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Malut," kata anggota DPRD Malut, Irfan Umasugi di Ternate, Jumat, 18 Januari 2019.

Untuk penerbangan Ternate-Makassar misalnya, biasanya hanya sekitar Rp 800.000 kini di atas Rp 1 juta, begitu pula untuk rute Ternate-Jakarta yang biasanya di bawah Rp 2 juta, kini mendekati Rp 3 juta.

Menurut dia, Kementerian Perhubungan dan INACA sudah meminta seluruh maskai penerbangan di Indonesia untuk menurunkan harga tiket dan seharusnya dipatuhi, terutama untuk penerbangan di wilayah Indonesia Timur seperti di Malut.

Advertising
Advertising

BACA: Faisal Basri: Ada Indikasi Oligopoli Kenaikan Harga Tiket Pesawat

Apalagi kebutuhan masyarakat di Malut terhadap angkutan udara, terutama untuk tujuan Makassar, Surabaya dan Jakarta atau sebaliknya sangat tinggi.

Masyarakat Malut jika ingin ke Makassar, Surabaya, Jakarta dan kota-kota lainnya di wilayah Indonesia Barat, kata Irfan Umasugi, selalu menggunakan transportasi udara karena kalau menggunakan transportasi laut seperti kapal Pelni membutuhkan waktu yang sangat lama.

Dari Ternate ke Surabaya misalnya jika menggunakan kapal Pelni membutuhkan waktu sekitar satu minggu, itu pun hanya dua kali dalam sebulan sehingga tidak efisien bagi masyarakat, terutama pelaku usaha yang membutuhkan urusan usaha lebih cepat.

Ia menambahkan, kalau perusahaan penerbangan tidak menurunkan harga tiket dikhawatirkan akan memicu dampak lebih luas di Malut, seperti peningkatan angka inflasi karena banyak pengiriman barang di Malut menggunakan jasa transportasi udara.

Sebelumnya sejumlah perwakilan perusahaan penerbangan di Malut mengaku naiknya harga tiket pesawat disebabkan semakin besarnya biaya operasional penerbangan, yang di antaranya dipicu melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Berita terkait

Iuran Wisata untuk Siapa

11 jam lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

15 jam lalu

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

Tak semua maskapai penerbangan membolehkan penumpang bawa hewan peliharaan, pastikan tahu berikut sebelum beli tiket.

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

17 jam lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

18 jam lalu

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja angkat bicara soal pengurangan jumlah bandara internasional di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

21 jam lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

Keberadaan bandara internasional terkadang menjadi kebanggaan tersendiri bagi suatu wilayah.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

1 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pastikan Bandara Domestik Tetap Bisa Melayani Penerbangan Luar Negeri, Asal...

1 hari lalu

Kemenhub Pastikan Bandara Domestik Tetap Bisa Melayani Penerbangan Luar Negeri, Asal...

Bandara yang statusnya diubah dari internasional menjadi domestik masih dimungkinkan untuk kembali berubah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

1 hari lalu

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

Kemenhub memangkas sejumlah bandara internasional yang dinilai belum memanfaatkan perjalanan internasional.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

1 hari lalu

Rangkuman Pro Kontra Iuran Pariwisata, Anggota Komisi V DPR: Sebaiknya Tidak Diterapkan

Iuran dana Pariwisata pada tiket pesawat yang direncanakan pemerintah menjadi kontroversi. Bagaimana tanggapan dari berbagai pihak?

Baca Selengkapnya

Tidak Berstatus Internasional, Bandara Adi Soemarmo tetap Layani Penerbangan Haji 2024

2 hari lalu

Tidak Berstatus Internasional, Bandara Adi Soemarmo tetap Layani Penerbangan Haji 2024

Bandara Adi Soemarmo Solo tidak lagi menyandang status sebagai bandara internasional. Tapi tetap layani penerbangan haji.

Baca Selengkapnya