Genjot Produksi Udang Vaname, KKP Dorong Teknologi Mikrobuble

Rabu, 26 Desember 2018 13:38 WIB

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan Syarief Widjaja (kiri) dan peneliti teknologi mikrobuble untuk budidaya udang Vaname ultra-intensif, Kukuh Adiyana di kolam budidaya udang BRSDM, Ancol, Jakarta Utara, Rabu, 26 Desember 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan budidaya udang Vaname skala kecil dengan teknologi mikrobuble ultra intensif. Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP Sjarief Widjaja menyatakan saat ini produksi udang pada umumnya belum dapat memberikan dampak terhadap pembudidaya skala kecil atau rumah tangga, karena sebagian besar masih dikuasai oleh petambak bermodal besar.

Baca: Udang Indonesia Kalahkan Produk Udang Negara Lain di AS

Permasalahan lainnya adalah keterbatasan lokasi budidaya karena jauh dari sumber air laut atau payau. "Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan rekayasa teknologi akuakultur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, salah satunya adalah dengan pengembangan Teknologi Microbubble dengan integrasi Recirculating Aquaculture System (RAS) untuk budidaya udang vaname," kata Syarif di Laboratorium Kelautan IPB, Ancol, Rabu, 26 Desember 2018.

Sjarief mengatakan saat ini juga terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh pembudidaya perikanan, khususnya udang, yaitu biaya listrik yang tinggi dan modal yang cukup besar (untuk skala tambak). Selain itu adanya limbah yang tidak dikelola dengan baik, serangan penyakit, serta daya dukung lingkungan yang menurun.

Peneliti Microbubble dari Institut Pertanian Bogor, Kukuh Adiyana mengatakan, teknologi itu dapat dikembangkan dengan kepadatan kurang lebih 1.000 ekor udang vaname per meter kubik, sehingga produktivitas udang yang dihasilkan sangat tinggi. "Sebelum adanya invensi teknologi baru ini, budidaya udang Vaname tertinggi pada budidaya supra intensif dengan kepadatan sekitar 400 ekor udang vaname per kubik," katanya.

Lebih lanjut Syarief mengatakan microbubble dengan integrasi RAS itu memiliki beragam kelebihan. Kelebihan itu di antaranyaa tidak ada air limbah perikanan yang dibuang ke lingkungan, serta bisa diaplikasikan di tengah perkotaan yang jauh dari sumber air laut, karena pengelolaan media air budidaya dilakukan secara berkelanjutan.

Kelebihan lainnya, menurut Syarief, adalah tidak memerlukan proses penyifonan, yaitu pembuangan lumpur limbah sisa pakan dan kotoran udang. "Limbah padatan pada sistem ini akan tertangkap di filter fisik, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman," ujarnya.

Teknologi ini dapat diaplikasikan pada skala rumah tangga hingga industri. Sehingga, kata Syarief pembudidaya kecil dapat diberdayakan.

Baca: Produksi Udang Windu 2015 Diklaim Naik 53 Persen

Sistem dan metode budidaya dan produksi udang vaname ultra intensif ini juga telah didaftarkan patennya melalui Sentra Kekayaan Intelektual KKP, dengan nomor paten P00201810738. "Sedangkan teknologi mikrobublenya telah diberi sertifikat paten nomor IDS000002014," kata Syarief

Berita terkait

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

6 jam lalu

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.

Baca Selengkapnya

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

17 jam lalu

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

1 hari lalu

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

4 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

7 hari lalu

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pilot project inovasi pengembangan kawasan berbasis pemanfaatan sedimen memiliki dampak signifikan untuk kemakmuran/kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

7 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut

9 hari lalu

KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menggalang dukungan internasional untuk mewujudkan perluasan kawasan konservasi laut seluas 97,5 juta hektare (ha) atau setera 30 persen luas laut perairan Indonesia pada tahun 2045.

Baca Selengkapnya