TEMPO.CO, Jakarta - Produksi udang nasional per September 2013 mencapai 480 ribu ton. Jumlah tersebut sudah melebihi produksi udang sepanjang tahun lalu yang sebesar 457.600 ton.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengklaim program revitalisasi tambak udang yang digulirkan sejak tahun lalu terbukti berhasil meningkatkan produksi udang secara signifikan. Revitalisasi dilakukan dengan cara membuat tambak percontohan atau demonstration farm (demfarm). "Program revitalisasi tambak juga mampu menyerap tenaga kerja baik musiman maupun pekerja tetap sebanyak 130 ribu orang," kata Sharif melalui siaran pers, Kamis, 2 Januari 2014.
Sharif menjelaskan, program revitalisasi tambak dengan demfarm berhasil membuat tambak yang sebelumnya mangkrak kembali berproduksi. Tercatat ada penambahan luas tambak baru yang mencapai 675 hektare di enam lokasi tambak demfarm, yakni Serang, Tangerang, Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon. "Penambahan areal pertambakan secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan petambak dan pekerja tambak," ujarnya.
Menurut Sharif, perikanan budidaya saat ini menjadi barometer utama dalam menopang pembangunan perikanan nasional. Atas dasar itu, perlu strategi untuk mengembangkan industrialisasi perikanan budidaya. "Ini menjadi sebuah tantangan besar bagi Ditjen Perikanan Budidaya dalam mewujudkan perikanan budidaya sebagai ujung tombak dalam menggerakkan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat."
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, menyatakan bahwa keberhasilan program revitalisasi tambak juga didukung oleh kesuksesan Indonesia dalam menangani serangan penyakit udang mematikan early mortality stage (EMS) dan menghasilkan udang bebas residu. Keberhasilan ini membuat posisi tawar udang Indonesia di pasar udang dunia cukup tinggi. "Hasilnya adalah permintaan udang Indonesia terus mengalami peningkatan, sehingga harganya pun juga meningkat," ujarnya.
PINGIT ARIA