Alasan Darmin Nasution Tak Khawatir CAD Melebar Triwulan III

Reporter

Caesar Akbar

Jumat, 9 November 2018 16:44 WIB

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyalami para pewarta. Ia menggelar open house dalam rangka Idul Fitri 1439 Hijriah. Sabtu, 16 Juni 2018, di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra IV Nomor 17, Jakarta Selatan. Tempo/Caesar Akbar

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berujar melebarnya defisit transaksi berjalan alias CAD pada triwulan III 2018 tidak perlu dikhawatirkan. Ia memprediksi angka defisit transaksi bakal melebar di atas 3 persen.

Baca juga: BI: Rupiah Menguat, Modal Asing Rp 19,9 T Masuk 1 - 9 November

"Kemungkinan akan melebar di atas 3 persen, tapi ya itu bukan sesuatu yang mengkhawatirkan," ujar Darmin di kantornya, Jumat, 9 November 2018.

Alasannya, bekas Gubernur Bank Indonesia itu melihat arus modal mulai kembali masuk ke dalam negeri setelah menguatnya rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini.

Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, nilai tukar rupiah kian perkasa dengan menginjak Rp 14.632 per dolar AS pada hari ini. Angka itu lebih kuat 19 poin ketimbang Kamis, 8 November 2018. Kala itu, kurs berada di level Rp 14.651 per dolar AS.

Dengan masuknya modal ke dalam negeri, kendati akan ada defisit di neraca transaksi berjalan, Darmin mengatakan defisit di neraca transaksi modal dan finansial tidak akan terlalu besar. "Coba tanya Bank Indonesia, melakukan intervensi enggak selama sepekan? Kan enggak ada, berarti cadangannya enggak berubah," kata Darmin.

Menurut Darmin, melebarnya defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2018 disebabkan pertumbuhan ekonomi yang tetap tinggi pada periode tersebut. Badan Pusat Statistik sebelumnya mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen. "Karena PE kita tetap tinggi, sehingga impornya juga jalan," tutur Darmin.

Di samping itu, melebarnya defisit transaksi berjalan juga terjadi lantaran Indonesia terkena dampak dari perang dagang yang dicetuskan Amerika Serikat ke negara mitra dagangnya. Pasca kebijakan Presiden Donald Trump itu digaungkan, menurut dia, India yang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia ikut menaikkan bea masuk untuk produk minyak sawit Indonesia. Dampaknya ekspor sawit Indonesia melambat.

Pemerintah menerapkan beberapa kebijakan guna menekan defisit neraca transaksi berjalan. Misalnya dengan memperluas kebijakan mandatori biodiesel B20 untuk bahan bakar non PSO. Selain itu, pemerintah telah menaikkan tarif impor untuk sejumlah jenis barang konsumsi.

"Tapi itu kan perlu waktu, jadi jangan dilihat per bulan dong," kata Darmin. Bekas Gubernur Bank Indonesia itu yakin kebijakan pengendalian impor yang dilakukan pemerintah akan berdampak terhadap defisit transaksi berjalan triwulan iV 2018. "B20 kan baru diterapkan September, baru satu bulan."

Kendati meyakini kebijakannya bakal berdampak positif kepada menurunnya defisit transaksi berjalan, Darmin pesimistis neraca transaksi berjalan bisa surplus tahun depan.

"Kalau neraca dagang bisa, tapi kalau transaksi berjalan itu kita kan sudah dari tahun 1970-an, enggak bisa satu dua tahun diubah karena umurnya sudah 50 tahun," ujar Darmin Nasution.

Berita terkait

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

12 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

18 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

29 Februari 2024

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi peringatan Bank Dunia soal program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo

27 Februari 2024

Ini Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo

Bank Dunia angkat bicara soal program makan siang gratis inisiasi calon presiden Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

BI Catat Neraca Pembayaran Indonesia Surplus Rp 98 Triliun Sepanjang 2023

22 Februari 2024

BI Catat Neraca Pembayaran Indonesia Surplus Rp 98 Triliun Sepanjang 2023

Khusus kinerja Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan IV 2023, tercatat surplus US$ 8,6 miliar dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

15 Februari 2024

BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Nilainya mencapai US$ 2,02 miliar.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Bank Indonesia Perlu Tahan Suku Bunga pada Paruh Pertama 2024

9 Februari 2024

Ekonom: Bank Indonesia Perlu Tahan Suku Bunga pada Paruh Pertama 2024

Bank Indonesia kemungkinan akan memotong suku bunga dengan tingkat dan frekuensi yang berbeda-beda.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Surplus 44 Bulan Beruntun, Desember 2023 Capai US$ 3,31 Miliar

15 Januari 2024

Neraca Perdagangan Surplus 44 Bulan Beruntun, Desember 2023 Capai US$ 3,31 Miliar

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus. Pada Desember 2023, tercatat surplus perdagangan barang mencapai US$ 3,31 miliar.

Baca Selengkapnya

APBN 2023 Defisit Rp 347,6 Triliun, Hampir Setengah dari Target Awal

2 Januari 2024

APBN 2023 Defisit Rp 347,6 Triliun, Hampir Setengah dari Target Awal

Kementerian Keuangan mencatat realisasi sementara APBN 2023 setara 1,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Selengkapnya

Keseimbangan Primer Tahun 2023 Surplus Rp 92,2 T, Sri Mulyani: Pertama Kali Sejak 2012

2 Januari 2024

Keseimbangan Primer Tahun 2023 Surplus Rp 92,2 T, Sri Mulyani: Pertama Kali Sejak 2012

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat APBN 2023 dari sisi keseimbangan primer surplus sebesar Rp 92,2 triliun.

Baca Selengkapnya