TEMPO.CO, Jakarta - World Bank alias Bank Dunia angkat bicara soal program makan siang gratis yang diinisiasi oleh calon presiden Prabowo Subianto. Prabowo dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran), telah mendapatkan 58,84 persen suara berdasarkan real count sementara Komisi Pemilihan Umum atau KPU hari ini.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kähkönen, menjelaskan soal dampak program makan siang gratis terhadap ekonomi Indonesia. Menurut Kähkönen, dampaknya tergantung bentuk program yang disiapkan.
"Jadi semua rencana perlu disiapkan dan juga biayanya harus disiapkan, kemudian dibandingkan dengan ketersediaan sumber daya," ucap Kähkönen saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Selasa, 27 Februari 2024.
Jadi, kata dia, Bank Dunia tentu saja berharap Indonesia dapat mematuhi batas atas defisit fiskal yang ditetapkan, yaitu 3 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB. Ketentuan batas atas defisit APBN sebesar 3 persen juga dimuat dalam Undang-Undang Keuangan Negara. "Serta menjaga stabilitas makroekonomi dan fiskal," ujar Kähkönen.
Bank Dunia, kata dia, memproyeksikan akan terjadi sedikit perlambatan perekonomian Indonesia, dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen menjadi 4,9 persen pada tahun ini. Namun, dia berharap proyeksi tersebut bisa berubah karena masih awal tahun.
Selanjutnya: Sebelumnya diberitakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga....