TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi peringatan Bank Dunia soal program makan siang gratis. Bank Dunia menilai program andalan calon presiden Prabowo Subianto itu berpotensi membuat defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
"Kan Bank Dunia belum tau programnya seperti apa," ucap Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat pada Kamis, 29 Februari 2024.
Makan siang gratis merupakan program unggulan dari Paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Prabowo-Gibran berjanji akan melaksanakan pembagian makan siang gratis kepada seluruh siswa dan siswi di Tanah Air. Program ini diperkirakan akan menelan anggaran hingga Rp 450 triliun.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kähkönen bertemu dengan Airlangga Hartarto di Jakarta pada Selasa, 27 Februari 2024. Dalam pertemuan itu, Airlangga mengatakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Bank Dunia membahas soal defisit APBN 2025 yang diproyeksikan antara 2,4 sampai 2,8 persen.
Usai pertemuan itu, Satu Kähkönen mengatakan dampak program makan siang bergantung pada bentuk program yang disiapkan. Tetapi, Bank Dunia berharap Indonesia dapat mematuhi batas atas defisit fiskal yang ditetapkan, yaitu 3 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB.
Ketentuan batas atas defisit APBN sebesar 3 persen juga dimuat dalam Undang-Undang Keuangan Negara. "Serta menjaga stabilitas makroekonomi dan fiskal," ujar Satu Kähkönen.
Satu Kähkönen memproyeksikan akan terjadi sedikit perlambatan perekonomian Indonesia, dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen menjadi 4,9 persen pada tahun ini. Namun, dia berharap proyeksi tersebut bisa berubah karena masih awal tahun.
RIANI SANUSI PUTRI | AMELIA RAHIMA
Pilihan Editor: Bujet Makan Siang Gratis Hanya Rp 15 Ribu, Mitra Pedagang Protes ke Airlangga: Harga Sembako Lagi Naik