TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di bawah 3 persen. Shinta mengatakan penyusunan Rancangan APBN 2025 harus dilakukan dengan disiplin.
"Kita semua sudah belajar dari pengalaman APBN, bagaimanapun juga pengunaan ini sangat penting," ujar Shinta Kamdani saat ditemui saat acara halal bihalal di rumah dinas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Jalan Widya Chandra III, Jakarta Selatan pada Kamis, 11 April 2024.
Ia mengatakan disiplin anggaran adalah hal yang paling kunci. Kalaupun mau memperlebar defisitnya, kata dia, pengunaannya mesti jelas dan disiplin, sehingga setiap keputusan menghasilkan efek pengganda atau multiplier effect.
Terlebih, di masa transisi ini penyusunan RAPBN akan berpengaruh terhadap pemerintah yang akan datang. Namun, ia meyakini seluruh pihak terkait sudah mempertimbangkan seluruh unsur APBN tahun depan.
"Itu yang harus dijaga karena program-program ekonominya masuk ke situ dan kita sangat mengandalkan pembiayaan dari APBN," ucap Shinta Kamdani.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah menyepakati untuk menjaga defisit APBN 2025 berada di bawah 3 persen. Menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, fokus dari kebijakan fiskal 2025 adalah untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan, dan kemajuan antar daerah.
Sri Mulyani menyatakan saat ini pemerintah masih terus menajamkan berbagai desain maupun postur APBN 2025, namun tetap menjaga proses politik secara baik.
RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA
Pilihan Editor: KAI Commuter Prediksi Jumlah Pengguna KRL Yogya-Solo saat Libur Lebaran 2024 Lebih dari 63 Ribu Orang