Sri Mulyani: Membangun dengan Kerja Keras, Bukan dengan Utang

Rabu, 3 Oktober 2018 19:33 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri mulyani Indrawati sepakat dengan saran berbagai pihak agar Indonesia tidak banyak mengambil utang untuk pembangunan. "Saya memang sangat setuju. Kalau mau membangun, (dengan) kerja keras, bukan utang banyak," ujar dia di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu, 3 September 2018.

Baca: Visi Misi Prabowo - Sandiaga: Tak Alergi soal Utang Pemerintah

Pernyataan Sri Mulyani itu mendukung langkah banyak partai dan tokoh politik di koalisi maupun oposisi pemerintah yang menentang utang. Menurut dia, sikap semacam itu menjadi self-correction bagi pemerintah.

Meski begitu, saat ini, kata Sri Mulyani, rasio utang pemerintah terhadap Produk belum begitu tinggi, yaitu sekitar 30 persen. "Ini adalah informasi yang baik untuk para investor, artinya Indonesia is not going to be in the hand of anybody," ujar dia.

Menurut Sri Mulyani, sikap politikus di Indonesia memang agak lain daripada politikus di negara lain. Para politikus di negara lain cenderung lebih populis dan enggan berbicara soal utang.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah hingga 31 Agustus 2018 sebesar Rp 4.363,19 triliun. Jumlah tersebut sebanding dengan 30,31 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Adapun perkiraan PDB sebesar Rp 14.395,07 triliun.

"Posisi utang pemerintah pusat per akhir Agustus 2018 sebesar Rp 4363,2 triliun atau sebesar 30,31 persen PDB," kata Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Luki Alfirman, dalam rilis APBN Kita di kantor Kemenkeu, Jumat, 21 September 2018.

Angka tersebut menunjukkan peningkatan dari posisi Juli 2018 yang sebesar Rp 4.253 triliun atau 29,74 persen terhadap PDB. Posisi utang bulan ini juga menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3.825,79 triliun.

Luki mengatakan persentase 30,31 persen terhadap PDB masih jauh di bawah 60 persen terhadap PDB sebagaimana ketentuan Undang-undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003.

Lebih lanjut Luki mengatakan realisasi pembiayaan utang pada 31 Agustus, yaitu Rp 274,33 triliun dari Rp 399,22 triliun yang ditetapkan pada APBN 2018 atau telah mencapai 68,72 persen APBN.

Baca: Kemenkeu: Utang Mencapai Rp 4.363 triliun hingga 31 Agustus 2018

Jika dibandingkan dengan periode yang sama 2017 realisasi pembiayaan utang turun 18,49 persen. SBN terdiri dari dua jenis, yaitu SBN Konvensional dan SBN Syariah atau Sukuk yang secara netto ditetapkan sebesar Rp 414,52 dalam APBN 2018. "Dari target tersebut telah terealisasi sebesar Rp 270,47 triliun atau 65,25 persen APBN," ujar Luki.

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

13 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

13 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

14 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

4 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya