SKK Migas: Ada 328 Gangguan Keamanan di Wilayah Hulu Migas

Senin, 17 September 2018 11:56 WIB

Pengunjung melihat salah satu stan pameran pada Konvensi dan Pameran IPA ke-42 Tahun 2018 di Jakarta, 2 Mei 2018. Presiden juga siap menampung secara langsung masukan dari pelaku industri migas terkait hal tersebut. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas Amien Sunaryadi menyatakan saat ini masih ada 328 gangguan dan keamanan di wilayah hulu migas. "Seperti pencurian migas, pengeboran liar, demonstrasi dan lain-lain," kata Amien, Senin, 17 September 2018, di Mabes Polri, Jakarta.

Baca: Jokowi Minta Impor Ditekan, Industri Migas Bersiap Antisipasi

Hal tersebut disampaikan Amien usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) berisi soal pengawasan, pengawalan, dan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) dan pengangkutan gas bumi melalui pipa. MoU itu sejatinya sudah ada sejak 2004 dan kali ini merupakan perpanjangan keempat, dengan kepolisian dan utamanya kepolisian di daerah. "Kerja sama ini untuk mengamankan wilayah kerja di wilayah minyak bumi dan gangguan keamanan di daerah tersebut," ucapnya.

Amien menjelaskan, masih banyaknya pengeboran liar dan pencurian minyak tersebut bisa berpotensi menyebabkan kerugian negara. Ia menyebut, pelemahan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat itu merupakan salah satu bentuknya. "Salah satunya karena neraca pembayaran kita defisit yang berasal dari minyak atau migas. Maka itu kita tingkatkan minyak dalam negeri dan kita lakukan eksplorasi migas," kata dia.

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi atau BPH Migas Fanshurullah Asa menyatakan, selama pihaknya bekerja sama dengan Kepolisian RI sejak 2013, sudah ada 3.000 kasus dengan barang bukti yang sudah ditangani. Kasus yang dimaksud adalah terkait dengan distribusi bahan bakar minyak (BBM). "Jadi kerja sama ini untuk pengawasan, pengamanan dan kapasitas sumber daya manusianya," katanya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menilai, nota kesepahaman bersama SKK Migas dan BPH Migas ini sangat penting, meskipun sifatnya perpanjangan sampai tahun 2023. "MoU ini bukan sekedar seremonial, tapi kita follow up karena masalah mendasar bagi bangsa ini, adalah energi BBM. Sebab memiliki ekonomi rumah tangga industri," kata dia.

Advertising
Advertising

Energi, kata Tito, memiliki peran krusial dalam pertumbuhan negara. Indonesia yang masuk dalam OPEC yakni kelompok negara-negara pengekspor minyak disebut bakal mengalami efek domino dalam sektor ekonomi bila tidak ada pengawalan dalam distribusi minyak dan gas.

Oleh karena itu, Tito berharap, Polri dapat melakukan pengawalan maksimal dalam sektor distribusi migas. "Kami melihat poin penting apa yang dipikirkan sektor energi sangat penting bagi ketahanan suatu bangsa," katanya.

Baca: SKK Migas Yakin Sektor Migas Bisa Kurangi Impor

Dalam penandatanganan di Gedung Rupatama Mabes Polri itu, hadir Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa, bersama Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dan Wakapolri Komjen pol Ari Dono.

ANTARA

Berita terkait

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

10 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

15 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

21 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

42 hari lalu

Ditegur AS, Ukraina Berkukuh Fasilitas Migas Rusia Sah Jadi Target Serangan

Pejabat Ukraina menyebut serangan terhadap fasilitas energi Rusia sejalan dengan praktik terbaik NATO.

Baca Selengkapnya

FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

42 hari lalu

FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

Amerika Serikat mendesak Ukraina untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

29 Februari 2024

Bank Dunia Wanti-wanti RI soal Program Makan Siang Gratis, Airlangga: Mereka Belum Tau Programnya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi peringatan Bank Dunia soal program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Pertamina EP Sebut Temuan Cadangan Migas di Jabar Masih dalam Evaluasi Teknis, Jadwal Produksinya Tentatif

29 Februari 2024

Pertamina EP Sebut Temuan Cadangan Migas di Jabar Masih dalam Evaluasi Teknis, Jadwal Produksinya Tentatif

Pertamina EP menyebut temuan cadangan migas di Jawa Barat masih dalam evaluasi teknis, sehingga jadwal produksinya masih tentatif.

Baca Selengkapnya

Ini Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo

27 Februari 2024

Ini Kata Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis Prabowo

Bank Dunia angkat bicara soal program makan siang gratis inisiasi calon presiden Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

BI Catat Neraca Pembayaran Indonesia Surplus Rp 98 Triliun Sepanjang 2023

22 Februari 2024

BI Catat Neraca Pembayaran Indonesia Surplus Rp 98 Triliun Sepanjang 2023

Khusus kinerja Neraca Pembayaran Indonesia pada triwulan IV 2023, tercatat surplus US$ 8,6 miliar dolar AS.

Baca Selengkapnya

Awal Tahun 2024, Impor RI Melandai 3,13 Persen

15 Februari 2024

Awal Tahun 2024, Impor RI Melandai 3,13 Persen

Peningkatan impor nonmigas didorong oleh peningkatan komoditas mesin peralatan mekanis dan bagiannya dengan andil peningkatan 2,55 persen.

Baca Selengkapnya