Kemenhub - UGM Bangun 50 Rumah Cluster Korban Gempa Lombok

Reporter

Antara

Editor

Anisa Luciana

Senin, 27 Agustus 2018 10:34 WIB

Foto aerial kondisi rumah yang rusak akibat gempa bumi di Lombok Barat, NTB, Selasa, 7 Agustus 2018. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 26 orang meninggal dan 25.402 bangunan rusak. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) membangun 50 rumah berbentuk cluster bagi korban gempa Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca juga: Pembangunan Rumah Korban Gempa Lombok Ditarget Tuntas 6 Bulan

"Kemenhub bersama dengan stakeholder yang ada akan memberikan tali kasih kepada korban bencana, selain membantu dalam bentuk keperluan sehari-hari kita juga pastikan logistik air bisa berjalan baik dan merata," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam informasi yang diterima di Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Selain itu, Budi Karya mengatakan akan bekerja sama dengan Fakultas Teknik UGM untuk membangun rumah-rumah yang bersifat temporer tapi bisa menjadi growing house. "Ini satu hal yang baik, karena nantinya rumah ini akan dibangun dengan material yang sudah ada. Kita akan bangun 50 rumah dalam bentuk satu cluster," katanya.

Budi Karya berharap program ini bisa berjalan cepat sehingga pada 9 September 2018 bisa selesai dibangun 50 rumah. "Kita ingin masyarakat Lombok ini cepat bangkit dan kembali bekerja sebagaimana mestinya," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Teknik UGM Nizam mengatakan program rumah ini untuk memberikan bantuan tempat tinggal yang lebih baik dibanding tenda. "Maka dibuat program rumah yang disebut rumah transisi, artinya rumah ini tidak perlu dibongkar lagi tapi bisa jadi rumah permanen dengan satu sistem Hunian Transisi Menuju Permanen (HUNTRAP)," ujar Nizam.

Baca juga: Gempa Lombok, Krakatau Steel Kirim 20 Ton Baja Lembaran

Nizam menambahkan, estimasi biaya untuk 1 rumah yang diperkirakan memakan waktu 2 hari dengan 3 orang tukang itu sekitar Rp 10 juta untuk rangka dan atapnya sampai bisa ditempati.

"Lokasinya sesuai arahan pak Menteri di sekitar pelabuhan Pemenang. Ini harus segera, agar ekonomi pariwisata bisa segera tumbuh dan pulih kembali," ujarnya seraya mengungkapkan material yang digunakan menggunakan rangka dari kanal baja yang tahan gempa, atapnya bisa dari aluminum yang ringan.

Nizam mengatakan, proses pembuatannya sangat sederhana. Misalnya dindingnya bisa menggunakan anyaman bambu atau pakai papan yang masih tersisa dan rumah tersebut pelan-pelan tumbuh dan berkembang.

"Diawali rumah inti 18 meter persegi tapi bisa tumbuh menjadi 36, menjadi 72, sesuai perkembangan kesiapan masyarakat untuk mengembangkan sendiri, jadi kita ingin basisnya masyarakat sendiri yang bangkit dan berdaya kembali untuk membangun masa depannya dari keruntuhan bencana (gempa Lombok) ini," ujarnya.

ANTARA

Berita terkait

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

11 jam lalu

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja angkat bicara soal pengurangan jumlah bandara internasional di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

14 jam lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

Keberadaan bandara internasional terkadang menjadi kebanggaan tersendiri bagi suatu wilayah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

21 jam lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

InJourney menilai penyesuaian bandara internasional ini berpengaruh positif terhadap konektivitas udara dan pariwisata Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

21 jam lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pastikan Bandara Domestik Tetap Bisa Melayani Penerbangan Luar Negeri, Asal...

23 jam lalu

Kemenhub Pastikan Bandara Domestik Tetap Bisa Melayani Penerbangan Luar Negeri, Asal...

Bandara yang statusnya diubah dari internasional menjadi domestik masih dimungkinkan untuk kembali berubah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

1 hari lalu

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

Kemenhub memangkas sejumlah bandara internasional yang dinilai belum memanfaatkan perjalanan internasional.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

2 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Tawarkan Investasi Pembangunan TOD MRT Jakarta ke Jepang

4 hari lalu

Menhub Budi Karya Tawarkan Investasi Pembangunan TOD MRT Jakarta ke Jepang

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menawarkan investasi pembangunan Transit Oriented Development atau TOD di sepanjang jalur MRT Jakarta.

Baca Selengkapnya

Cerita Vanny Rosyane Korban KDRT Pejabat Kemenhub, Disekap hingga Dihantam Koper

4 hari lalu

Cerita Vanny Rosyane Korban KDRT Pejabat Kemenhub, Disekap hingga Dihantam Koper

Dalam kasus dugaan KDRT ini, Polres Metro Tangerang Kota menetapkan Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke Asep Kosasih sebagai tersangka.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Temui Menteri Transportasi Jepang, Bahas Proyek MRT Jakarta

5 hari lalu

Menhub Budi Karya Temui Menteri Transportasi Jepang, Bahas Proyek MRT Jakarta

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu Menteri Transportasi Jepang bahas sejumlah proyek infrastruktur, termasuk MRT Jakarta.

Baca Selengkapnya