Uni Eropa Cabut Larangan Terbang, Industri Penerbangan Indonesia Tak Otomatis Melesat

Senin, 18 Juni 2018 16:30 WIB

Industri-Penerbangan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso mengakui pencabutan larangan terbang maskapai penerbangan Indonesia oleh Uni Eropa belum akan langsung terasa dampaknya terhadap bisnis penerbangan. Sebab, pencabutan larangan ini masih berkutat pada persoalan keselamatan penerbangan.

"Ini berangsur-angsur, tidak semena-mena airline langsung memutuskan terbang ke sana (Eropa)," kata Agus saat ditemui di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu, 17 Juni 2018.

BACA:Larangan Terbang ke Uni Eropa Dicabut, Kadin: Pariwisata Tumbuh

Menurut dia, maskapai penerbangan tentu memiliki kalkulasi sebelum melakukan ekspansi bisnis seperti pembukaan rute penerbangan baru. Jika tingkat keterisian penumpang tidak maksimal, tentu rute tersebut sama sekali tidak menguntungkan maskapai.

Sebelumnya pada Kamis, 14 Juni 2018, Uni Eropa resmi mencabut penuh larangan terbang bagi seluruh maskapai Indonesia ke langit Eropa. Keputusan ini diambil karena kualitas keamanan penerbangan Indonesia dinilai sudah mencukupi standar mereka.

Advertising
Advertising

BACA: Uni Eropa Puas pada Standar Keselamatan Penerbangan Indonesia

Salah satu yang menjadi pertimbangan Uni Eropa adalah capaian di dua organisasi, Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (FAA) dan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Di FAA, Indonesia telah mendapat kategori 1 atau memenuhi standar Internasional. Sementara di ICAO, Indonesia naik dari semula 155 menjadi 58, dengan total 192 negara.

Meski begitu, pencabutan larangan ini ternyata membuat maskapai masih pikir-pikir untuk melanjutkan ekspansi bisnis. Garuda Indonesia misalkan, masih mengkaji penutupan rute penerbangan Jakarta-London karena belum memberikan profit yang diharapkan.

Meski begitu, Agus meyakini penuh bahwa pencabutan ini akan memberikan multiplier effect bagi Indonesia. Kementerian Perhubungan memang mengupayakan agar izin dibuka terlebih dahulu ke Eropa agar maskapai bisa fokus ke sarana dan prasarana untuk pengembangan rute.

BACA: Maskapai Penerbangan Indonesia Bisa Kembali Dilarang Terbang ke Eropa Jika ...

Efek paling dekat bukanlah pada aspek bisnis, tapi pada tenaga penerbang di Indonesia, mulai dari tenaga maintenance atau perawatan hingga pilot pesawat. Dengan pencabutan ini, Agus berharap tenaga kerja ini bisa ikut berkarir di tempat lain seperti Qatar hingga Cina. "Karena kepercayaan dari mereka dan Indonesia diakui," ujarnya.

Setelah itu, barulah efek jangka panjangnya pada aspek pariwisata di Indonesia yang semakin terbuka lebar. Kepercayaan masyarakat Eropa pada penerbangan Indonesia diyakini akan menggenjot daya tarik ke Indonesia. Maka baru di sinilah, efek pencabutan itu terhadap bisnis penerbangan akan terasa langsung.

Baca berita tentang maskapai penerbangan lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

1 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

1 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

4 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

4 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

4 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

5 hari lalu

Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

5 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

6 hari lalu

Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

10 hari lalu

Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.

Baca Selengkapnya

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

12 hari lalu

Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.

Baca Selengkapnya