Sri Mulyani Mulai Rintis Dana Abadi untuk Pendidikan

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Martha Warta

Kamis, 11 Januari 2018 18:16 WIB

Menteri Keuangan, Sri Mulyani memberikan kata sambutan di Kompasianival di Lippo Mall, Jakarta Timur, 21 Oktober 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyati Indrawati berencana merintis dana abadi (sovereign wealth fund/SFW) untuk membiayai kegiatan edukasi. Dia mengincar dana sekitar Rp 100 triliun dalam sepuluh tahun ke depan.

Sri Mulyani mengatakan dana abadi berasal dari anggaran pemerintah. Dana itu akan dikelola melalui instrumen investasi hingga menghasilkan keuntungan. "Return itu yang nanti akan digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk pendidikan dan penelitian," kata dia di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Kamis, 11 Januari 2018.

Baca: Sri Mulyani Minta Perpusnas Buka Hari Minggu

Dana abadi nantinya tak hanya digunakan untuk edukasi formal. Sri Mulyani menyatakan pembiayaan pendidikan dan pelatihan vokasi juga bisa memanfaatkan dana abadi.

Sri Mulyani mengatakan rencana merintis dana abadi sudah dibahas bersama menteri terkait dan kepala negara. Nantinya pemerintah akan membentuk lembaga pengelola dana abadi yang ditargetkan terealisasi tahun ini. Lembaga tersebut akan dipayungi peraturan presiden.

Advertising
Advertising

Dia berharap dana abadi ini bisa membuka akses pendidikan yang lebih luas, juga meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan yang baik diharapkan bisa meningkatkan potensi sumber daya manusia dan berdampak kepada perkembangan negara.

Pemerintah telah menyiapkan anggaran pendidikan Rp 444 triliun tahun ini. Jumlah 20 persen dari total anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Dari total dana itu, pemerintah mengalokasikan dana untuk penelitian Rp 22,1 triliun yang disebar ke seratus kementerian dan lembaga.

Selain anggaran pendidikan, pemerintah memiliki Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Lembaga tersebut bertugas memberikan beasiswa untuk kuliah, baik di dalam maupun luar negeri. Sejak didirikan, Sri Mulyani mengatakan lembaga itu telah memberikan beasiswa untuk lebih dari 18 ribu penduduk Indonesia.

Pembentukan lembaga ini diawali keinginan pemerintah untuk mengirim masyarakat Indonesia belajar di luar negeri. "Saat itu persepsinya orang Indonesia tidak bisa masuk ke universitas terbaik dunia karena masalah uang dan intelektualnya," kata dia. Dengan kesempatan itu, kini terbukti orang Indonesia bisa bersaing dengan masyarakat dari negara lain.

Ke depan, peranan LPDP akan diperluas dengan memberikan beasiswa untuk pembuat kebijakan. Sri Mulyani mengatakan keputusan ini diambil agar pembuat kebijakan tak tertinggal dengan kemampuan masyarakatnya.

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

7 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

10 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

19 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

2 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

2 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

2 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya