Ekonomi Indonesia Paling Nyungsep

Reporter

Editor

Senin, 9 Januari 2006 04:35 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi tahun ini, kecuali Indonesia. Para analis dari Institute of Southeast Asian Studies Singapura akhir pekan lalu memprediksi, Vietnam akan mengalami pertumbuhan ekonomi paling pesat. Sedangkan Indonesia masih akan terseok-seok karena menghadapi tekanan berbagai masalah di dalam negeri yang berkepanjangan. Negara-negara Asia Tenggara memang masih menghadapi masalah yang sama, seperti meluasnya wabah virus flu burung, tingginya tingkat suku bunga, dan ancaman masih tingginya harga minyak. Tapi perekonomian negara-negara ini sudah lebih siap dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Song Seng Wun, ekonom dari CIMB-GK Research, memperkirakan ekonomi Singapura akan tumbuh sekitar 7 persen tahun ini dan berlanjut sekitar 5 persen dalam dua tahun ke depan. Pemerintah Singapura hanya mentargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen pada 2006.Filipina akan tumbuh 4,6 sampai 4,8 persen tahun ini, tetapi negara ini sangat tergantung pada para tenaga kerja mereka di luar negeri yang kontribusinya mencapai 11 persen dari produk domestik bruto pada 2005. Menurut Seng Wun, ekonomi Malaysia akan tumbuh 5-6 persen tahun ini karena kembali pulihnya ekspor dan permintaan di dalam negeri yang masih tetap tinggi. Perekonomian Vietnam akan maju paling pesat, sehingga memberikan pengaruh terbesar bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara ini.Adam McCarty, Kepala Ekonom Mekong Economics yang berbasis di Hanoi, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Vietnam yang mencapai 8,4 persen pada 2005 masih akan terus berlanjut di atas 8 persen tahun ini. Menurut dia, tidak ada indikator apapun yang menunjukkan Vietnam akan menghadapi masalah serius dalam perekonomiannya. "Memang ada ketidakseimbangan dalam situasi politik tetapi itu tidak berarti apapun. Korupsi tetap menjadi masalah paling berat di Vietnam tetapi ada kemajuan untuk melawan korupsi di negara ini," katanya.Noke Kiroyan, Presiden Direktur PT Newmont Pacific Nusantara mengatakan, pemerintah sudah melakukan reformasi di berbagai bidang, tapi permasalahan yang dihadapi teramat banyak. Mulai dari, utang pemerintah yang teramat besar, berbagai aturan perundangan yang saling bertentangan satu sama lain, sampai ke masalah korupsi. Kepala Penelitian Ekonomi dan Kebijakan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia, Chatib Basri, menyatakan perekonomian Indonesia belum akan running pada 2006.Pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berkisar antara 5,5-5,8 persen.Menurut Chatib, sampai dengan triwulan pertama 2006 tingkat konsumsi masyarakat masih akan mengalami penurunan. Begitu pula investasi dan ekspor juga turun. "Karena permintaan tidak banyak dan stok tidak terjual, produsen akan mengurangi produksi sehingga impor barang modal dan bahan baku juga berkurang," kata Chatib kepada Tempo di Jakarta, Minggu (8/1).Pertumbuhan ekonomi, kata Chatib, baru cenderung naik setelah semester pertama. Hanya saja, perhitungan ini belum memperkirakan dampak jika pemerintah nantinya jadi menaikkan tarif listrik, karena tentu inflasi akan lebih tinggi dan konsumsi akan semakin rendah lagi. AFP/Agus Supriyanto

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

10 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

18 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya