Dampak Stimulus ECB Tak Besar bagi Indonesia  

Reporter

Rabu, 28 Januari 2015 10:59 WIB

Justus Becker (kiri) dan Bobby Borderline membuat sebuah mural graffiti pada pagar yang mengelilingi lokasi pembangunan kantor pusat baru dari Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, (14/3). REUTERS/Kai Pfaffenbach

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan rencana penggelontoran stimulus oleh bank sentral Eropa (Europen Central Bank/ECB) tidak akan berdampak besar bagi perekonomian Indonesia. Menurut dia, Indonesia tidak akan merasakan efek kebijakan tersebut dalam waktu dekat.

"Kebijakan itu untuk menghidupkan kembali perbankan di Eropa dan pengaruh positif ke negara lain termasuk Indonesia. Tapi, dampaknya tidak akan besar," kata Bambang di kantor Direktorat Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, 27 Januari 2015. (Baca: Akhir Januari, Dolar Bisa di Bawah Rp 12.500)

Menurut Bambang, strategi yang dilakukan Eropa tersebut sama seperti yang pernah dipakai Amerika saat mengucurkan stimulus untuk menghidupkan sektor keuangannya. Pengucuran itu bisa berupa penerbitan bond atau surat berharga negara. Jika keuangan di Eropa membaik, maka tentu akan berpengaruh ke pasar berkembang. "Namun, besaran ekspansi ECB tidak sebagus saat Amerika mengeluarkan quantitative easing," katanya.

Dalam rapat kerja dengan Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat sebelumnya Bambang juga mengatakan hal serupa. Menurut dia, harapan pengucuran stimulus Eropa dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat kecil. Berdasarkan pengalaman, saat Amerika mengucurkan stimulusnya pada 2008, dampaknya baru terasa di Indonesia pada 2010. "Butuh waktu satu sampai dua tahun," katanya.

Bambang menyatakan hal itu saat menanggapi pendapat anggota Komisi Keuangan dan Perbankan dari Fraksi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, yang menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa mencapai 5,8 persen dengan adanya tambahan sentimen positif dari Eropa. (Baca: Jika Breakdown, Pertumbuhan Ekonomi 5,1 Persen)

Dalam rapat tersebut, pemerintah dan parlemen akhirnya sepakat tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 dipatok 5,7 persen. Angka itu diperoleh dari komposisi baseline pertumbuhan ekonomi 5,1 persen dan tambahan dari realokasi belanja subsidi ke belanja infrastruktur sebesar 0,6 persen.

"5,7 persen ini butuh upaya ekstra dari belanja APBN," kata Bambang. Sedangkan untuk asumsi ekonomi makro yang lain, pemerintah dan DPR sepakat tingkat inflasi sebesar 5 persen, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 6,2 persen, dan nilai tukar rupiah 12.500 per dolar AS. (Baca: Korporasi Butuh Dolar, Rupiah Melemah)

ANGGA SUKMAWIJAYA

Terpopuler
Menteri Tedjo, Jaya di Laut Gagal di Darat
Syahrini Pamer Foto Bersama Paris Hilton di Bali
Pengacara Budi Gunawan Kini Incar Penyidik KPK
Kemudi QZ8501 Rusak, Ini Jawaban AirAsia
Selalu Bilang Next, Ceu Popong Tegur Menteri Anies

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

1 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

5 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

6 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

6 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

9 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya