Bunga Kredit Naik, Sektor Otomotif Tak Terpengaruh  

Reporter

Kamis, 28 November 2013 08:52 WIB

Pengunjung memoto mobil Honda NSX di hari terakhir pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013, di JI Expo Kemayoran, Jakarta, (29/09). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandi, memprediksi kenaikan suku bunga kredit tidak akan menyebabkan perlambatan pada sektor otomotif dan properti. Menurut dia, pengaruh kenaikan suku bunga kredit pada dua sektor tersebut pasti akan ada, tapi minim dan tidak menyebabkan penurunan penjualan.

"Kalau kita lihat data penjualan otomotif terakhir masih naik. Kalau ada pengaruh ke perlambatan kredit bisa saja terjadi, tapi tren penjualannya masih terus positif," katanya pada Tempo di Jakarta, Kamis, 28 November 2013.

Eric yakin bahwa dampak kenaikan bunga kredit pada sektor otomotif minim. Sebab, berdasarkan pengalaman terdahulu, ketika Bank Indonesia menaikkan batasan down payment (DP) menjadi 25 persen serta kenaikan BI rate pada bulan-bulan sebelumnya, toh penjualan di sektor otomotif terus menunjukkan peningkatan. "Memang sempat turun pada September, tapi kemudian naik lagi karena memang September alokasi untuk Lebaran," katanya.

Eric memprediksi jika terjadi perlambatan penjualan pada sektor otomotif pun, hal itu baru akan terjadi tahun depan. Akan tetapi, perlambatan penjualan pada tahun depan tidak akan berujung pada penjualan. "Trennya masih tetap positif," katanya.

Menurut dia, masyarakat terus membeli mobil walaupun suku bunga kredit naik karena kebutuhan transportasi yang mendesak. Sarana transportasi umum yang masih belum sesuai, kata dia, menjadi penyebab mengapa masyarakat terus membeli mobil walaupun suku bunga kredit dan batasan DP naik.

Untuk sektor properti, Eric menilai walaupun Kredit Pemilikan Rumah (KPR) akan naik, properti untuk kelas menengah ke bawah seperti apartemen maupun rumah juga tidak akan mengalami penurunan signifikan. Ia memprediksi permintaan rumah atau apartemen untuk kelas menengah akan terus berada pada tren positif karena properti merupakan kebutuhan dasar.

"Untuk kelas menengah permintaan masih akan kuat. Masyarakat kelas menengah akan rela membayar walaupun suku bunga kredit karena memang kebutuhan mereka untuk membeli rumah atau apartemen. Jadi, pengaruhnya juga tidak banyak," katanya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengatakan periode Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 akan berfokus pada stabilisasi ekonomi. Menurut dia, APBN 2014 tidak berfokus untuk mendorong pertumbuhan. Sebab, jika fokus untuk mendorong pertumbuhan, maka fundamental tidak terjaga.

Chatib mengatakan ada dua isu yang menghantui perekonomian Indonesia, yakni faktor eksternal terkait rencana kebijakan tapering off oleh bank sentral Amerika Serikat. Sedangkan yang kedua adalah faktor internal yang berkaitan dengan defisit transaksi berjalan. Pemerintah dan Bank Indonesia sudah melakukan langkah menekan defisit transaksi berjalan dengan memperketat kebijakan moneter dan fiskal.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

7 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

16 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

21 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

23 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Mentah Indonesia Terjun, Suku Bunga Tinggi dan Mobil Listrik Biang Kerok

11 Januari 2024

Harga Minyak Mentah Indonesia Terjun, Suku Bunga Tinggi dan Mobil Listrik Biang Kerok

Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Desember 2023 terjun jadi USD75,51 per barel.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bos Bank Indonesia Blak-blakan Terus Pertahankan Suku Bunga Acuan

30 November 2023

Bos Bank Indonesia Blak-blakan Terus Pertahankan Suku Bunga Acuan

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan akan mempertahankan suku bunga acuan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Naik Jadi 6 Persen, Cicilan KPR Kapan Ikutan Naik?

24 Oktober 2023

Suku Bunga Naik Jadi 6 Persen, Cicilan KPR Kapan Ikutan Naik?

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen. Apakah ini akan berdampak ke cicilan KPR?

Baca Selengkapnya

Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia Picu Pelemahan IHSG, Khususnya Sektor Berikut

20 Oktober 2023

Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia Picu Pelemahan IHSG, Khususnya Sektor Berikut

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat pagi masih melemah. Analis mengatakan pelemahan ini dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga Bank Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin menjadi 6 Persen

19 Oktober 2023

Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin menjadi 6 Persen

Bank Indonesia alias BI menaikkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate alias BI7DRR sebensar 25 basis poin menjadi 6 persen.

Baca Selengkapnya