Penerimaan Bea dan Cukai Mendekati Target  

Kamis, 26 September 2013 13:31 WIB

Petugas Direktorat Jenderal Bea Cukai saat menunjukkan barang bukti sitaan rotan dari dalam kontainer, di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Rabu (18/9). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencatat penerimaan bea masuk dan cukai sudah mencapai 70 persen dari target penerimaan yang dianggarkan pada APBN Perubahan 2013. Hingga 23 September 2013, realisasi penerimaan dari bea masuk mencapai Rp 21,8 triliun dari target penerimaan sebesar Rp 30,8 triliun. Sementara realisasi penerimaan cukai pada periode yang sama telah mencapai Rp 78,5 triliun dari target penerimaan cukai yang ditetapkan sebesar Rp 104,7 triliun.

"Kami optimis target penerimaan dari bea masuk bisa tercapai," ujar Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Dirjen Bea Cukai Susiwijono Moegiarso seperti dikutip dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis, 26 September 2013. Sikap optimistis ini dilihat berdasarkan perkembangan volume impor yang cenderung meningkat, kondisi ekonomi makro yang membaik, serta kecenderungan naiknya impor pada semester II.

Susiwijono menyatakan optimistis target penerimaan cukai tahun ini bisa tercapai. Pasalnya, ada peningkatan volume produksi hasil tembakau alias rokok yang diperkirakan mencapai 340 miliar batang hingga akhir 2013.

"Penerimaan cukai terbesar memang dari hasil tembakau," ucapnya. Selain itu, sejumlah pabrikan rokok besar berencana menambah kapasitas produksinya dengan memperluas pabrik dan menambah shift kerja. Sehingga, penerimaan cukai dari produk hasil tembakau bisa semakin besar.

Berbeda dengan penerimaan dari pos bea masuk dan cukai, penerimaan dari pos bea keluar justru menurun tajam. Berdasarkan catatan Dirjen Bea dan Cukai, hingga 23 September kemarin, penerimaan bea keluar baru sebesar Rp 10,2 triliun atau 58,26 persen dari target pada APBN-P yang ditetapkan sebesar Rp 17,6 triliun. Dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, penerimaan bea keluar ini menurun hingga 37,17 persen.

Faktor yang menyebabkan menurunnya penerimaan bea keluar ini, menurut Susiwijono, diperkirakan akibat melemahnya harga komoditas ekspor utama Indonesia, seperti crude palm oil dan produk turunannya serta bijih mineral.

PRAGA UTAMA

Terhangat:
Lurah Lenteng Agung | Mobil Murah | Kontroversi Ruhut Sitompul


Bisnis Terpopuler
Ratusan Mobil Murah Dipesan Warga Kalimantan Barat
Menang Sengketa WTO, Indonesia Dapat Penghargaan
Bandara Ngurah Rai Ditutup Sementara Saat KTT-APEC
Gelaran APEC, Garuda Tutup 139 Penerbangan




Berita terkait

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

3 jam lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, PNBP Minerba 2023 Tetap Turun Jadi Rp 172 Triliun

16 Januari 2024

Lampaui Target, PNBP Minerba 2023 Tetap Turun Jadi Rp 172 Triliun

Pendapatan negara Bukan Pajak sub sektor mineral dan Batubara (Minerba) turun kendati melampaui target tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Mengenal Perbedaan Bea Cukai, Tugas, dan Fungsinya

21 September 2023

Mengenal Perbedaan Bea Cukai, Tugas, dan Fungsinya

Bea cukai adalah pungutan atas barang yang memiliki karakteristik tertentu. Berikut ulasan mengenai tugas hingga fungsinya.

Baca Selengkapnya

Uang Hasil Tilang Uji Emisi tidak Masuk ke Dinas Lingkungan Hidup DKI

5 September 2023

Uang Hasil Tilang Uji Emisi tidak Masuk ke Dinas Lingkungan Hidup DKI

Besaran denda tilang uji emisi ditetapkan Pengadilan Negeri sehingga Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tidak menerimanya

Baca Selengkapnya

Realisasi Pendapatan dan Hibah APBN Regional DKI Jakarta Capai Rp246,45 Triliun

23 Maret 2023

Realisasi Pendapatan dan Hibah APBN Regional DKI Jakarta Capai Rp246,45 Triliun

Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta mencatat realisasi pendapatan dan hibah APBN Regional sampai dengan 28 Februari 2023 naik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Segera Lancarkan Reformasi Jilid II Kemenkeu, Siapa yang Disasar?

5 Maret 2023

Sri Mulyani Segera Lancarkan Reformasi Jilid II Kemenkeu, Siapa yang Disasar?

Sepuluh orang pegiat antikorupsi diundang Menkeu Sri Mulyani. LHKPN, Direktorat Jenderal Pajak, dan Direktorat Jenderal Bea Cukai jadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berlakukan PNBP Pasca-Produksi , Menteri KKP: Supaya Penangkapan Ikan Tidak Berlebihan

28 Februari 2023

Pemerintah Berlakukan PNBP Pasca-Produksi , Menteri KKP: Supaya Penangkapan Ikan Tidak Berlebihan

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pemerintah mulai memberlakukan pemungutan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pasca-produksi.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono Tampung Aspirasi Nelayan tentang PNBP Pascaproduksi

16 Januari 2023

Menteri Trenggono Tampung Aspirasi Nelayan tentang PNBP Pascaproduksi

Trenggono mempersilakan pelaku usaha memberikan masukan terkait besaran indeks yang diinginkan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: PNBP Capai Rp 337,1 T dan Bea Cukai Rp 185,1 T hingga Juli

12 Agustus 2022

Sri Mulyani: PNBP Capai Rp 337,1 T dan Bea Cukai Rp 185,1 T hingga Juli

Sri Mulyani Indrawati mengatakan kinerja penerimaan negara bukan pajak atau PNBP sampai dengan akhir Juli 2022 mencapai Rp 337,1 triliun.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Kejar 800 Lebih Wajib Bayar yang Tunggak Setoran PNBP

4 Agustus 2022

Kemenkeu Kejar 800 Lebih Wajib Bayar yang Tunggak Setoran PNBP

Kemenkeu menemukan potensi kurang bayar penerimaan negara bukan pajak (PNBP) senilai Rp 3 triliun untuk sektor sumber daya alam pada 2020.

Baca Selengkapnya