TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, meminta agar para buruh menghentikan aksi mogok dan unjuk rasa yang berujung pada perbuatan anarkistis. Muhaimin menegaskan akan terus melakukan upaya mediasi antara para buruh dan pengusaha.
"Demo-demo anarkistis dan sweeping harus dihentikan. Buruh jangan semena-mena, polisi bisa bergerak. Tapi pengusaha juga harus tahu diri," kata Muhaimin, seusai menghadiri rapat di Kementerian Keuangan, Jumat, 9 November 2012.
Menurut Muhaimin, ada beberapa poin yang dibicarakan dalam mediasi antara buruh dan pengusaha. Yang dibicarakan adalah masalah kesejahteraan yang harus meningkat dan penguatan forum bipartit di masing-masing perusahaan untuk mengantisipasi adanya intervensi dari pihak luar.
"Perlu diketahui, upah minimumnya harus meningkat drastis. Tidak bisa bertahan seperti sekarang. Berdasarkan kajian, saya ingin rata-rata Rp 2 juta,” katanya.
Demo buruh terus merebak di sejumlah daerah. Tuntutan yang diajukan kepada pengusaha dan pemerintah semakin beragam. Mulai dari upah layak, penghapusan sistem outsourcing (alih daya), sampai jaminan sosial yang memadai. Akibatnya, banyak perusahaan yang mengancam hengkang akibat aksi buruh tersebut. Salah satunya adalah perusahaan Bata.
Muhaimin menyatakan hingga saat ini pihaknya masih berkomunikasi dengan perusahaan-perusahaan yang mengancam hengkang. Ia meyakinkan perusahaan-perusahaan tersebut untuk bertahan di Indonesia. "Kami terus berkomunikasi," katanya.