Menteri Keuangan Agus Martowardojo (kanan) disaksikan Wakil Ketua DPR Anis Matta, saat penyampaian keterangan pemerintah dalam rapat paripurna, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu, 16 Mei 2012. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Menanggapi target ekonomi 6,8-7,2 persen pada 2013 yang dipertanyakan oleh beberapa fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat, Menteri Keuangan Agus Martowardojo berkukuh target tersebut masih realistis. Menurut dia, permintaan domestik dan terjaganya stabilitas ekonomi makro masih cukup baik.
"Tingginya permintaan domestik perlu dikelola dengan baik agar tidak mendorong perekonomian menuju kondisi overheating," kata Agus membacakan jawaban pemerintah atas pemandangan umum fraksi DPR terkait RUU APBN 2013, di sidang paripurna DPR, Selasa, 4 September 2012.
Kondisi ekonomi Indonesia saat ini dinilai jauh dari gejala overheating. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi bersumber dari penguatan permintaan domestik, dapat dicapai dengan inflasi rendah. Selain itu, ekspektasi inflasi lebih baik karena manajemen kebijakan makro yang membaik, diikuti perbaikan pasokan dan distribusi bahan makanan.
Agus mengakui jika kinerja transaksi berjalan memang mengalami defisit yang membesar. Namun, komposisinya dinilai masih sehat karena didorong oleh kenaikan permintaan untuk barang investasi yang lebih besar dibandingkan barang konsumsi. Defisit transaksi berjalan merupakan konsekuensi kebutuhan investasi yang tinggi agar sustainabilitas eksternal tetap terjaga.
"Pemerintah terus berupaya mengelola keseimbangan internal maupun eksternal agar tingginya permintaan domestik tidak mengancam pertumbuhan ekonomi," ujar Agus.
Beberapa fraksi mempertanyakan mengenai target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah. Fraksi PDI Perjuangan menilai target pertumbuhan tidak realistis di tengah kondisi ekonomi global yang belum menunjukkan perbaikan. PDI Perjuangan meminta pemerintah berpikir ulang terkait target pertumbuhan ekonomi 2013.
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
11 hari lalu
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.