TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,4 persen pada kuartal II 2012 disyukuri sekaligus disayangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. SBY mengatakan, seandainya gangguan-gangguan investasi seperti ketersediaan infrastruktur dapat diatasi, pertumbuhan ekonomi seharusnya bisa lebih tinggi.
"Bayangkan kalau hal yang mengganggu investasi kita bereskan, investasi naik, kita tak perlu khawatir lagi dengan menciutnya ekspor karena krisis ekonomi global," kata SBY dalam pembukaan Rapat Terbatas Bidang Energi di Kantor Pusat Pertamina, Selasa, 7 Agustus 2012.
SBY menuturkan salah satu contoh gangguan adalah keterbatasan investasi infrastruktur. SBY mengeluhkan ruang bagi pembangunan infrastruktur terganggu karena besarnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik yang mesti ditanggung negara. "Infrastruktur, investasi, pertumbuhan, dan lapangan kerja terganggu cuma karena BBM," kata SBY.
Selain membahas isu BBM, pemerintah juga akan membahas perkembangan Proyek Percepatan Pembangkit Listrik 10 ribu megawatt tahap 1 dan tahap 2. SBY mengatakan kepastian pasokan listrik akan menjadi kunci gerbang pertumbuhan ekonomi dan investasi.
Rapat terbatas ini juga akan membahas pengembangan sumber-sumber energi alternatif. Rapat dihadiri oleh sejumlah menteri, seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana.
BERNADETTE CHRISTINA
Berita lain:
Beli Bir Bintang, Heineken Incar Pasar Asia
BPS : Orang Indonesia Makin Sejahtera
1 Juta Buruh Ancam Mogok Pasca-Lebaran
Di Masa Depan, Kartu Debit Gantikan Kartu Kredit
Samudera Sukardi Mundur dari Pacific Royale
Berita terkait
Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja
1 jam lalu
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.
Baca SelengkapnyaBI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
16 jam lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global
4 hari lalu
Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.
Baca SelengkapnyaPasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter
4 hari lalu
BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024
5 hari lalu
Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.
Baca SelengkapnyaRektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel
6 hari lalu
Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.
Baca SelengkapnyaDi Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan
7 hari lalu
Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen
8 hari lalu
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaEkonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
10 hari lalu
Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.
Baca SelengkapnyaADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?
17 hari lalu
ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.
Baca Selengkapnya