Presiden Tak Puas Ekonomi Cuma Tumbuh 6,4 Persen

Reporter

Editor

Selasa, 7 Agustus 2012 12:23 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memberikan pernyataan pers terkait masalah etnis Rohingya di kediaman pribadi, Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, (4/8). Presiden mengatakan pemerintah Indonesia baik secara bilateral, multilateral serta regional terus aktif menjalin kerjasama dan diplomasi membahas pemecahan permasalahan tentang konflik yang terjadi kepada etnis Rohingya di Myanmar. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 6,4 persen pada kuartal II 2012 disyukuri sekaligus disayangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. SBY mengatakan, seandainya gangguan-gangguan investasi seperti ketersediaan infrastruktur dapat diatasi, pertumbuhan ekonomi seharusnya bisa lebih tinggi.

"Bayangkan kalau hal yang mengganggu investasi kita bereskan, investasi naik, kita tak perlu khawatir lagi dengan menciutnya ekspor karena krisis ekonomi global," kata SBY dalam pembukaan Rapat Terbatas Bidang Energi di Kantor Pusat Pertamina, Selasa, 7 Agustus 2012.

SBY menuturkan salah satu contoh gangguan adalah keterbatasan investasi infrastruktur. SBY mengeluhkan ruang bagi pembangunan infrastruktur terganggu karena besarnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik yang mesti ditanggung negara. "Infrastruktur, investasi, pertumbuhan, dan lapangan kerja terganggu cuma karena BBM," kata SBY.

Selain membahas isu BBM, pemerintah juga akan membahas perkembangan Proyek Percepatan Pembangkit Listrik 10 ribu megawatt tahap 1 dan tahap 2. SBY mengatakan kepastian pasokan listrik akan menjadi kunci gerbang pertumbuhan ekonomi dan investasi.

Rapat terbatas ini juga akan membahas pengembangan sumber-sumber energi alternatif. Rapat dihadiri oleh sejumlah menteri, seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana.

BERNADETTE CHRISTINA

Berita lain
:
Beli Bir Bintang, Heineken Incar Pasar Asia

BPS : Orang Indonesia Makin Sejahtera

1 Juta Buruh Ancam Mogok Pasca-Lebaran

Di Masa Depan, Kartu Debit Gantikan Kartu Kredit

Samudera Sukardi Mundur dari Pacific Royale

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

1 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

16 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

17 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya