TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno meminta harga hunian Transit Orientasi Development (TOD) di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta, tidak lebih dari Rp 200 juta untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Rini meminta Perumahan Nasional menekan harga per meter untuk kalangan MBR.
Direktur Produksi Perumnas Kamal Kusumantoro mengatakan Menteri Rini meminta agar biaya per meter unit untuk kalangan MBR ditekan dari target awal Rp 9,2 juta per meter. "Bu Meteri minta turun lagi. Mungkin bisa Rp 9 juta per meter," kata Kamal seusai mengikuti acara ground breaking pembangunan Transit Oriented Development Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Selasa, 15 Agustus 2017.
Ia mengatakan kalangan MBR mendapatkan porsi 25 persen atau 298 unit dari 1.232 unit yang akan dibangun di rumah susun TOD Stasiun Tanjung Barat. Anggaran yang dibuthkan untuk pembangunan rusun tersebut Rp 705 miliar.
Baca juga: 5 TOD Dibangun 2017, Menteri Rini: Ada Rusun Warga Tak Mampu
Jika unit tipe 22 meter diturunkan untuk kalangan MBR, harganya menjadi sekitar Rp 180-190 juta. "Pokoknya di bawah Rp 200 juta kalau untuk MBR," ucapnya. "Sedangkan yang sederhana milik per meternya Rp 15-16 juta."
Ia menambahkan pembangunan rusun TOD Tanjung Barat akan menghabiskan waktu dua tahun. Dalam waktu satu sampai dua bulan, pemerintah juga sedang mempersiapkan pembangunan rusun TOD Pondok Cina, Depok.
Adapun rusun TOD Pondok Cina harganya akan lebih murah karena tidak berada di kawasan Jakarta. Untuk kalangan MBR diperkirakan harga per meternya sekitar Rp 8,5-8,6 juta. Total ruangan yang dibangun 2.305 unit. "Porsi untuk MBR-nya bisa 30 persen," ujarnya.
Pembangunan rusun MBR tidak bisa seluruhnya diberikan kepada kalangan MBR, karena butuh perimbangan dana. "Melihat biaya pembangunan kami tidak ada keuntungan. Malah subsidi," ujarnya.
Rusun TOD Tanjung Barat mulai dipasarkan pada Sepember tahun ini. Rusun diperuntukkan untuk warga yang penghasilannya dibawah Rp 7 juta.
IMAM HAMDI