TEMPO.CO, Jakarta - Ekspor Jepang tumbuh dengan tingkat tercepat dalam lebih dari dua tahun pada bulan lalu. Hal ini mendukung pemulihan ekonomi moderat dalam menghadapi lesunya permintaan domestik.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Keuangan Jepang, seperti dilansir Bloomberg, Kamis, 20 April 2017, tingkat ekspor naik 12 persen pada Maret dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Angka tersebut jauh lebih besar dari prediksi rata-rata dengan kenaikan sebesar 6,2 persen. Pada saat yang sama, kinerja impor melonjak 15,8 persen, penguatan terbesar dalam lebih dari tiga tahun dan lebih besar dari prediksi rata-rata untuk kenaikan sebesar 10 persen.
Dengan demikian, surplus perdagangan pada Maret mencapai nilai 614,7 miliar yen (US$ 5,64 miliar), lebih besar dari perkiraan senilai 608 miliar yen.
Performa ekspor akhir-akhir ini menjadi titik terang bagi ekonomi Jepang. Data perdagangan Maret yang mengindikasikan tumbuhnya kesehatan ekonomi global, khususnya di Asia, akan terus mendukung upaya Bank of Japan untuk menghasilkan pemulihan yang berkelanjutan.
“Produksi dan ekspor Jepang menguat, ditopang oleh rebound global di bidang manufaktur. Di Asia, negara-negara berkembang secara siklus terlihat baik dan hal itu secara langsung membantu ekspor Jepang,” ujar Masaki Kuwahara, Ekonom senior Nomura Securities Co.
Ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) naik 3,5 persen pada Maret dibandingkan dengan setahun sebelumnya, ekspor ke Uni Eropa naik 1,4 persen, sementara ekspor ke China, mitra dagang terbesar Jepang, menanjak 16,4 persen.
Di sisi lain, ekspor suku cadang mobil melonjak 21,2 persen, sebagian besar ekspor mengalir ke para produsen otomotif Jepang di AS.
