TEMPO.CO, Jakarta – Country Head Jones Lang Lasalle Todd Lauchlan mengatakan ada antusiasme cukup tinggi dari investor luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Investor dari sejumlah negara tetangga, seperti Jepang, Singapura, dan Cina, tertarik, khususnya untuk sektor logistik (pergudangan) dan residensial, baik rumah tapak maupun rumah vertikal.
”Pembangunan infrastruktur dan upaya perbaikan peringkat kemudahan berbisnis yang dilakukan oleh pemerintah dapat menjadi faktor daya tarik untuk mendatangkan investasi di Indonesia,” ujar Lauchlan saat ditemui di kawasan Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 6 April 2017.
Baca: Pemburu Properti Incar Kawasan Bandung
Hal senada berdasarkan penjelasan dari Head of Advisory Jones Lang Lasalle Vivin Harsanso menyampaikan, pada awal 2017, pasar properti menunjukkan aktivitas yang mulai menggeliat. Meskipun demikian, para pengembang masih berhati-hati untuk meluncurkan produk-produk baru.
”Beberapa pengembang melakukan perencanaan ulang dan (melakukan) reposisi pasar untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar saat ini,” ujar Vivin.
Baca: Tips Agar Tak Menyesal Membeli Rumah Subsidi
Menurut Vivin, kondisi makro-ekonomi telah membaik. Indikasinya terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang sehat dan peningkatan anggaran infrastruktur oleh pemerintah. Upaya perbaikan peringkat kemudahan berbisnis yang dilakukan oleh pemerintah cukup menumbuhkan harapan bagi pasar di tahun 2017. “Pasar properti 2017 dapat ditatap secara positif,” ujarnya.
Head of Research Jones Lang Lasalle James Taylor mengatakan pasar properti retail menunjukkan tingkat hunian yang stabil dengan pasokan terbatas. Selain itu, serapan pasar retail cukup baik sepanjang triwulan I tahun 2017. “Pada pasar hunian vertikal, penjualan cukup stabil,” katanya.
IRSYAN HASYIM | ALI HIDAYAT